by Eni Widiastuti Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Selasa, 5 Februari 2013 - 05:35 WIB
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Sragen, Purwadi Joko Haryanto, mengungkapkan sebagaimana saat perekaman data e-KTP, sebaiknya pendistribusian e-KTP juga dilaksanakan dengan sietem jemput bola. Khususnya ditujukan kepada warga lanjut usia (lansia), sakit atau mereka yang wilayahnya jauh dari kecamatan. “Kita menargetkan pendistribusian selesai dilaksanakan dalam waktu dua bulan, Februari-Maret,” jelasnya saat ditemui espos.id di ruang kerjanya, akhir pekan lalu.
Berdasarkan hasil koordinasi tingkat kabupaten, terangnya, secara umum proses pendistribusian e-KTP di Kabupaten Sragen berjalan lancar. Namun karena alat pemadan sidik jari untuk mengaktifkan e-KTP terbatas, pendistribusian e-KTP harus dilakukan secara bergilir. Sabtu pekan lalu, Dispendukcapil membagikan 20 alat pemadan sidik jari untuk mengaktifkan e-KTP.
“Jadi sekarang di tiap kecamatan ada dua alat pemindai,” jelasnya.
Camat Masaran, Wisarto Sudin, menerangkan hingga Senin, pihaknya belum menerima alat pemadan sidik jari tambahan. Kecamatan Masaran hanya menggunakan satu alat.
Akibatnya, proses pendistribusian memakan waktu lama. Sejak kali pertama melayani pengaktifan e-KTP, Jumat (22/1), e-KTP yang sudah didistrbusikan baru di satu desa, Sidodadi. Padahal di Kecamatan Masaran ada 13 kecamatan. Saat mengaktifkan e-KTP, warga diminta datang ke kantor kecamatan secara bergiliran. “Kita akan segera melakukan evaluasi, termasuk kemungkinan menggunakan mekanisme jemput bola,” ujarnya saat ditemui espos.id, Senin (4/2/2013).
Jika disepakati ada sistem jemput bola, terangnya, akan dilakukan di desa-desa yang letaknya cukup jauh dari kantor kecamatan. Misalnya Desa Jirapan.
Sementara itu Kecamatan Sidoharjo, sudah menerapkan mekanisme jemput bola sejak kali pertama melayani pengaktifan e-KTP. Sekretaris Kecamatan Sidoharjo, Heru Susanto, menerangkan ada lima desa yang didatangi petugas saat pengaktifkan e-KTP. Alat untuk mengaktifkan e-KTP juga dibawa ke desa itu. Yaitu Desa Sribit, Patihan, Bentak, Tenggak dan Pandak. “Tujuannya untuk memudahkan warga,” jelasnya.