by Muhammad Ismail Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Selasa, 1 Agustus 2017 - 15:35 WIB
Esposin, SOLO -- Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Solo menangani dua peristiwa kebakaran di Semanggi, Pasar Kliwon, dan Banyuanyar, Banjarsari, Selasa (1/8/2017). Dua kebakaran itu terjadi di lahan kosong.
Warga diimbau mewaspadai ancaman kebakaran di daerah masing-masing memasuki musim kemarau ini. Kepala Dinas Damkar Solo, Gatot Sutanto, mengatakan kebakaran di Semanggi terjadi di kawasan Rusunawa Semanggi, sekitar pukul 11.00 WIB.
Kebakaran tersebut terjadi di lahan kosong milik warga seluas 1.000 meter persegi tak jauh dari Rusunawa Semanggi. “Kami menerjunkan lima unit mobil damkar untuk memadamkan api. Api tidak sampai merembet ke rumah warga setelah petugas berhasil memadamkan api,” ujar Gatot saat dihubungi Esposin, Selasa.
Menurut Gatot, kebakaran di Semanggi terjadi akibat warga membuang puntung rokok sembarangan. Api sempat membesar akibat tiupan angin.
Warga bersama-sama membantu memadamkan api dengan menyiramnya dengan air sebelum petugas Damkar tiba di lokasi kejadian. Kebakaran lahan kosong juga terjadi di kawasan SMPN 23 Solo di Banyuanyar, Banjarsari, pukul 14.00 WIB.
Dua unit mobil damkar dikirim ke lokasi memadamkan api. Kebakaran tersebut diduga akibat warga membakar sampah sembarangan. Ia mengakui pada musim kemarau seperti sekarang banyak laporan kasus kebakaran di Solo.
“Kami mencatat Januari-Juli terjadi lima laporan kasus kebakaran di lahan kosong. Penyebabnya hampir sama yakni akibat warga membakar sampah kemudian ditinggalkan,” kata dia.
Ia mengatakan kondisi musim kemarau sangat rawan terjadi kebakaran terutama di kawasan padat penduduk. Daerah rawan kebakaran di Solo yakni Pajang, Semanggi, Nusukan, Mojosongo, dan Jebres.
“Kami mengimbau warga tidak membuang puntung rokok sembarangan. Warga yang membakar sampah jangan ditinggal sebelum api benar-benar padam,” kata dia.
Kapolsek Pasar Kliwon, AKP Suwandi, mengatakan api membakar sebagian sampah yang menumpuk di lahan kosong milik warga. Lokasi kebakaran sangat dekat dengan rusunawa sehingga membuat warga panik kemudian menghubungi Damkar Solo.