by Chrisna Chanis Cara Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Kamis, 1 Agustus 2013 - 14:57 WIB
Esposin, SOLO -- Kebakaran yang melanda puluhan kios di bursa buku Sriwedari (Busri), Rabu (31/7/2013) malam ternyata muncul beberapa wacana relokasi terkait keberadaan kios yang berada di Jl. Kebangkitan Nasional Solo tersebut.
Meski demikian, Pemkot Solo justru berhati-hati menanggapi wacana tersebut. Pemkot melalui Sekda Solo Budi Suharto secara diplomatis menganggap kebijakan relokasi bukan perkara mudah. Pasalnya, banyak pedagang yang mengais rezeki di Busri. Padahal, kios itu juga dinilai melanggar lalu lintas.
“Bangun kios di atas trotoar sebenarnya enggak pas. Nanti akan dipikirkan penataan. Kalau relokasi rasanya kurang pas karena pedagangnya sudah banyak,” ujarnya kepada wartawan di Balai Kota, Kamis (1/8/2013).
Sekda menambahkan penataan kawasan busri akan terintegrasi dengan penataan koridor Jl. Kebangkitan Nasional yang didanai Kementerian Pekerjaan Umum. Nantinya, penataan tersebut akan sinkron dengan penataan Koridor Jl. Bhayangkara yang dimulai tahun ini.
Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, juga tak sepakat dengan wacana relokasi. Menurutnya, keberadaan Busri sudah mewarnai dinamika Taman Sriwedari dan Kota Solo. Pihaknya masih mencari regulasi yang tepat guna membangun ulang kios yang dilalap si jago merah.
“Sebelum saya lahir, Busri ya di situ. Enggak perlu dipindah ke sana ke mari,” ujar Rudy.
Ke depan, pihaknya akan menata hunian di wilayah Busri agar tidak menimbulkan potensi bencana. Diketahui, kebakaran kemarin diduga berasal dari hunian yang berada di dalam kios. Untuk penanganan sementara, pihaknya siap mengucurkan dana tak terduga untuk pembuatan pasar darurat.
“Kalau dilihat itu memang musibah. Nanti akan dianggarkan.” Disinggung kemungkinan pemberian kompensasi bagi pedagang, Rudy belum bisa menjawab. “Kalaupun ada, bentuknya modal usaha atau gimana. Ini masih dirapatkan,” tandasnya.