by Tri Rahayu - Espos.id Solopos - Sabtu, 24 Juni 2023 - 13:51 WIB
Esposin, SRAGEN — Munculnya inovasi atau berpikir out the box di Sragen sebenarnya diinisiasi Untung Wiyono saat menjabat Bupati Sragen periode pertama pada 2003 silam. Di zaman Untung menjabat, Intranet sudah masuk hingga ke pelosok desa, pengiriman surat-menyurat sudah menggunakan surat maya (surya), dan lahir pelayanan terpadu satu atap.
“Pada zaman Pak Untung itu pokoknya tidak boleh ketinggalan kesempatan. Ada kemauan harus segera dieksekusi. Awalnya sudah melakukan e-government dengan pendirian antena intranet untuk pelayanan surat-menyurat atau surat maya. Eksekutornya dulu ya Pak Dwiyanto dan Pak Tugiyono,” ujar Kabid Riset dan Inovasi Badan Perencanaan, Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Sragen, Agus Suwondo, saat berbincang dengan Esposin, Senin (19/6/2023) lalu.
Suwondo menerangkan Dwiyanto yang membangun jaringan sampai ke desa lewat Kantor Pusat Data Elektronik (PDE) kala itu. Selain e-government, Untung juga menginisiasi perizinan satu atap yang kemudian berubah menjadi Badan Perizinan Terpadu (BPT) yang dipimpin Tugiyono.
Suwondo menerangkan Dwiyanto yang membangun jaringan sampai ke desa lewat Kantor Pusat Data Elektronik (PDE) kala itu. Selain e-government, Untung juga menginisiasi perizinan satu atap yang kemudian berubah menjadi Badan Perizinan Terpadu (BPT) yang dipimpin Tugiyono.
“Awal-awal membuat pelayanan satu atap itu ya ditertawakan orang. Tetapi, akhirnya bisa diakomodasi pemerintah pusat dan terus berkembang sekarang menjadi Perizinan Terpadu Satu Pintu hingga muncul Mal Pelayanan Publik (MPP),” ujarnya.
Dari berbagai terobosan itu, kata dia, Sragen menjadi kabupaten pertama di Soloraya yang mendapatkan penghargaan Innovative Government Award (IGA) pada 2007-2008. Setelah Sragen baru disusul Solo yang kala itu dipimpin Joko Widodo (Jokowi) sebagai Wali Kota-nya. Kemudian, kabupaten lainnya mengikuti seperti Karanganyar, Boyolali, Wonogiri, dan pada 2022 lalu kembali ke Sragen lagi.
Bahkan delapan negara berlajar penanggulangan kemiskinan sampai ke Sragen, yakni dari Brasil, Chile, India, Afrika Selatan, Tajikistan, dan Jerman. Mereka mengikuti workshop international bertajuk Single Window Service for Social Protection dan berkunjung ke UPTPK Sragen yang saat itu dikepalai Suyadi.
“Artinya, ganti kepala daerah, inovasi di Sragen tetap jalan. Pada saat dipimpin Pak Untung dan Pak Agus, para ASN [aparatur sipil negara] dituntut untuk keluar dari zona nyaman. Penguatannya pada masa pemerintahan Bu Yuni [Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati] ini. Pada pemerintahan sekarang, komitmen kepala daerah sangat tinggi sampai mengeluarkan regulasi berupa peraturan bupati (perbup) tentang inovasi daerah,” ujarnya.
Komitmen kepala daerah itu mendorong inovasi tidak hanya di lingkungan pemerintahan, tetapi juga menginisiasi inovasi di masyarakat atau grassroot. Di instansi pemerintah, terang dia, muncul kebijakan satu organisasi perangkat daerah (OPD) minimal satu inovasi dalam setahun. Sementara inovasi masyarakat muncul secara perseorangan dan kelembagaan di tingkat desa/kelurahan.
Mereka diwadahi dalam bentuk lomba yang terbagi dalam dua bentuk yakni Lomba Kreativitas dan Inovasi (Krenova) yang mewadahi masyarakat umum dan pelajar, serta Lomba Inovasi Daerah yang mewadahi kompetisi antar-OPD, badan usaha milik daerah (BUMD), hingga desa/kelurahan.
Pada 2019 lalu, Suwondo ingat Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) juga memfasilitasi adanya pameran inovasi desa di Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen hingga 2020. Tujuannya untuk mendorong kemandirian desa.
“Sekarang bidang riset dan inovasi ditangani langsung oleh Bapperida dan Bagian Organisasi. Bapperida menangani inovasi yang berkaitan dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Sedangkan Bagian Organisasi menangani inovasi berkaitan dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB),” katanya.
Dia menyebut inovasi Sragen masuk lima besar dengan munculnya Pasar Bahulak dan Robot Digital Penagih Pajak. Indeks Inovasi Daerah (IID) Sragen yang semula masih di peringkat ke-33 pada 2021, sekarang naik ke peringkat kelima nasional untuk IGA 2022.
“Kami punya database seluruh inovasi di Sragen. Pada 2022 kemarin, kami mengirimkan 106 inovasi Sragen dan lolos 103 inovasi yang masuk dalam database Kemendagri,” jelas Suwondo.
Bupati Agus Fathur Rahman