Langganan

Jenang Alot, Jajanan Khas Sekaten Solo yang Selalu Jadi Buruan Banyak Orang - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Candra Septian Bantara  - Espos.id Solopos  -  Minggu, 8 September 2024 - 21:28 WIB

ESPOS.ID - Sejumlah pengunjung Sekaten membeli jenang alot di sekitaran pintu masuk Masjid Agung Solo, Minggu (8/9/2024). (Solopos/Candra Septian Bantara)

Esposin, SOLO -- Acara Sekaten yang digelar Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Keraton Solo) tiap tahunnya masih menjadi magnet bagi banyak orang. Tidak hanya menawarkan wahana permainan dan wisata belanja, acara perayaan Kelahiran Nabi Muhammad SAW itu juga kaya akan kuliner tradisionalnya, salah satunya jenang alot atau jenang lot.

Bahkan, jenang alot menjadi salah satu kuliner khas Sekaten yang selalu diburu pengunjung. Pantuan Esposin, Minggu (8/9/2024) di sekitaran pintu masuk Masjid Agung Solo, ada belasan pedagang yang menjajakan jenang alot.

Advertisement

Mereka mayoritas berasal dari wilayah Kulonprogo, DIY, dan Magelang yang sudah berjualan secara turun-temurun. Harga jenang yang kerap disebut jenang Sekaten itu bervariasi, tergantung ukuran.

Ukuran terkecil 5 cm x 5 cm dijual dengan harga Rp5.000, ukuran 5 cm x 10 cm dijual seharga Rp10.000, ukuran 10 cm x 10 cm seharga Rp20.000 dan seterusnya tergantung permintaan pelanggan.

Advertisement

Ukuran terkecil 5 cm x 5 cm dijual dengan harga Rp5.000, ukuran 5 cm x 10 cm dijual seharga Rp10.000, ukuran 10 cm x 10 cm seharga Rp20.000 dan seterusnya tergantung permintaan pelanggan.

Selain menjajakan jenang lot, tak sedikit pedagang yang menjajakan jenis jenang dan jajanan tradisional lainnya. Seperti, jenang Kudus, dodol Garut, geplak, intip, sale, klobot, dan sebagainya.

Salah satu pedagang jenang alot asal Wates, Kulonprogo, Sindy, mengaku keturunan keempat di keluarganya yang berjualan jenang di Sekaten Solo setiap tahunnya. Sebelumnya,yang berjualan adalah buyut, nenek, dan ibunya.

Advertisement

Sindy menjelaskan untuk jenang yang dia jual dibuat langsung di kampung halamannya. Adapun bahan dasar jenang ini menurut dia berasal dari tepung beras ketan, gula pasir, gula jawa dan santan yang dicampur lalu dipanaskan sampai membentuk tekstur padat dan kenyal.

“Bedanya jenang lot dengan jenang dodol yang biasa dipakai orang hajatan [mantu atau pernikahan] adalah pada isiannya. Jenang alot di dalamnya ada isian kelapa mudanya dan beberapa ada juga yang ditambahi wijen,” jelas dia.

Berpindah-pindah

Dia menyebut dirinya dan para pedagang lainnya akan berjualan di Sekaten Solo selama hampir satu bulan. Tepatnya sejak Minggu (25/9/2024) hingga Minggu (22/10/2024).

Setelah Sekaten berakhir, ia akan berpindah tempat berjualan di banyak lokasi di sekitaran Soloraya. Salah satunya kawasan wisata religi Makam Sunan Bayat Ki Ageng Pandanaran, Klaten.

Advertisement

“Saya pedagang jenang yang pindah-pindah, tergantung ada acara di mana maka saya ikut. Seperti event pasar malam di sekitaran Solo, namun lebih seringnya berjualan di Makam Sunan Bayat Ki Ageng Pandanaran, Klaten. Tapi memang khusus Sekaten ini sudah jadi agenda wajib,” ujar dia.

Pedagang jenang lainnya asal Kulonprogo, Adi Gunawan, juga mengatakan hal senada. Usaha jenang keluarganya hampir tidak pernah absen di acara Sekaten Solo. Biasanya khusus Sekaten, Adi membawa lebih banyak stok jenang dari daerahnya karena permintaan yang cukup tinggi.

“Sekaten kan sudah menjadi tradisi dan jenang lot itu jadi jajanan khasnya. Untuk itu biasanya saya bawa stok lebih banyak daripada saat berjualan di Makam Sunan Bayat Ki Ageng Pandanaran, Klaten, karena permintaannya cukup tinggi,” kata dia.

Advertisement

Adi berharap Sekaten bisa terus lestari dan diminati banyak orang sehingga jajanan tradisional seperti jenang lot bisa terus dicari banyak orang, tidak kalah pamor daripada jajanan modern atau jajanan luar negeri.

“Sebagai pedagang, tentu harapan saya Sekaten bisa terus ada dan ramai. Di saat banyaknya jajanan modern atau luar negeri di sini, jangan sampai jenang kalah pamor dan tetap dicari banyak orang,” kata dia.

Sementara itu, salah satu pembeli jenang alot, Septy, mengatakan tiap ke Sekaten selalu membeli jenang alot. Menurut pengunjung asal  Karanganyar tersebut, jenang lot dan Sekaten adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

“Pokoknya tiap ke Sekaten wajib hukumnya membeli jenang alot. Rasa gurih, manis dan legitnya itu ngangeni. Jadi rasanya tidak sah ke Sekaten bila tidak membeli jenang ini,” kata dia.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif