by Tri Rahayu - Espos.id Solopos - Selasa, 17 September 2024 - 08:31 WIB
SRAGEN—Bocah penderita tumor tulang asal Dukuh Ngablak RT 008, Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Sragen, Rizka Dwi Cahyani, akhirnya mengembuskan napas terakhir di RSUD dr. Moewardi Solo, Minggu (15/9/2024).
Putri pasangan Sukardi dan Suparni itu menjalani perawatan sejak Oktober 2023.
Jenazah bocah perempuan itu langsung dimakamkan Minggu malam. Ratusan warga yang takziah dan hampir semua melelehkan air mata. Rizka berjuang keras untuk melawan tumor di tubuhnya. Bahkan kaki kanannya yang sebelumnya membengkak sudah diamputasi.
Dulu, legislator DPRD Sragen Bambang Widjo Purwanto turut memperjuangkan kesembuhan Rizka. Pada akhir perjuangan Rizka, politikus Partai Nasdem Sragen itu ikut melepas kepergian Rizka untuk bertemu Sang Khaliq.
“Innalillahi wa innailaihi rajiun. Dik Rizka Jambeyan meninggal dunia. Meninggalnya di rumah sakit di Solo. Minggu malam langsung dimakamkan,” ujar Bambang Pur, sapaan akrab Bambang Widjo Purwanto, kepada Esposin.
Warga Sunggingan, Jambeyan, Sugiyono, menjemput jenazah Rizka di RSUD dr. Moewardi Solo dengan membawa ambulans, Minggu petang. Sugiyono yang juga sopir ambulans itu sering kali diminta bantuan antar-jemput Rizka saat proses pengobatan dan penyembuhan.
“Setelah kakinya diamputasi sebenarnya sudah sembuh, seperti tidak ada luka. Oleh dokter juga bilang tidak perlu kontrol lagi. Kemudian saat di rumah, katanya panas dan sesak napas dan sempat dirawat di RS di Sragen. Dari dokter yang merawatnya katanya tumornya sudah sampai ke paru-paru. Kemudian pada Minggu (8/9/2024) lalu ngedrop kemudian dilarikan ke RSUD dr. Moewadi Solo,” jelasnya.
Pada Minggu (15/9/2024) siang, Sugiyono bertanya-tanya tentang kondisi Rizka karena sudah enam hari belum ada kabar. Dia mengatakan biasanya kalau Rizka pulang ada yang menghubunginya untuk menjemput.
Pada Minggu sore, Sugiyono mendapat telepon kalau Rizka meninggal dunia. Dia pun diminta menjemput jenazahnya ke RSUD dr. Moewardi Solo.
“Saya berangkat pukul 18.08 WIB. Sampai di RSUD dr. Moewardi memakan waktu satu jam lebih lima menit. Saya menunggu sebentar, kemudian jenazah keluar dan dimasukkan ke ambulans. Pukul 20.05 WIB, saya meluncur pulang ke Sragen. Sesampainya di rumah duka, yang takziah banyak sekali. Seadanya orang malam itu menangis,” kisahnya.
Sugiyono mengungkapkan perjalanan Solo-Sragen malam itu hanya ditempuh dengan waktu 45 menit. Dia mengaku tidak bertanya apa pun kepada orang tua Rizka yang bersedih. Suguyono hanya fokus membawa jenazah Rizka agar segera sampai di Sragen.