Langganan

Inilah Temuan Paling Fenomenal di Sangiran, Jadi Acuan Museum Sedunia - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Wahyu Prakoso  - Espos.id Solopos  -  Minggu, 13 Maret 2022 - 18:45 WIB

ESPOS.ID - Tangkapan layar Peneliti Ahli Utama/Profesor Riset Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Harry Widianto, memaparkan penemuan Sangiran-17 secara virtual, belum lama ini. (Solopos/Wahyu Prakoso)

Esposin, SRAGEN -- Sangiran 17 menjadi temuan Pithecanthropus erectus atau Homo erectus paling fenomenal di situs manusia purba Sangiran, Sragen. Cetakannya digunakan museum manusia purba di seluruh dunia.

Peneliti Ahli Utama/Profesor Riset Pusat riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Harry Widianto, mengungkapkan hal tersebut dalam diskusi Beranda #5 Sangiran Cerita yang Tak Pernah Usai yang diselenggarakan Sigarda Indonesia secara virtual, belum lama ini.

Advertisement

Harry menjelaskan Sangiran 17 merupakan penemuan karya besar di Situs Manusia Purba Sangiran. Sangiran 17 merupakan Homo erectus Tipik yang berusia 750.000 tahun.

Baca Juga: Museum Manusia Purba di Sragen Belum Semua Buka, Hanya Sangiran

“Sangiran 17 merupakan satu-satunya Homo erectus yang punya muka sehingga dengan mukanya kami melakukan rekonstruksi roman muka berdasarkan Sangiran 17,” katanya.

Advertisement

Menurut Harry, temuan tersebut merupakan temuan paling kondang sehingga seluruh museum Homo erectus di seluruh dunia menggunakan Sangiran 17. Semua kajian tentang Hominid erectus khususnya dari Asia Tenggara selalu memakai Sangiran 17 untuk matriks serta morfologinya.

Ada pun Sangiran mulai tampil ke panggung ilmiah pertama melalui kontribusi penelitian disertasi milik van Es. Van Es melakukan penelusuran dan penelitian Pithecanthropus erectus yang ditemukan di Situs Sangiran oleh Eugene Dubois.

Baca Juga: Cerita Sejarah Terbentuknya Pulau Jawa dari Sangiran

Advertisement

Eugene Dubois melaporkan penelitian beserta peta Kawasan Sangiran pada 1931. Selanjutnya GHR von Koenigswald menemukan alat serpih manusia purba Homo erectus.

Setelah itu pada 1934, ia menyatakan kepada dunia Sangiran sebagai situs hominid. Ada temuan delapan spesimen manusia purba di Sangiran Sragen pada periode 1934-1936.

Baca Juga: Asale Sangiran, Ternyata Dulunya Lautan Purba di Sragen

Harry menjelaskan ada tiga Homo erectus atau tiga tingkat evolusi yang ditemukan di Situs Sangiran, yakni Homo erectus Arkaik yang diperkirakan hidup 1,5 juta tahun sampai 800.00 tahun lalu.

Homo erectus Tipik yang diperkirakan hidup pada 700.000 tahun sampai 300.00 tahun lalu, dan Homo erectus Progresif yang diperkirakan hidup pada 200.000 tahun sampai 150.000 tahun lalu.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif