by Candra Septian Bantara - Espos.id Solopos - Kamis, 12 September 2024 - 11:16 WIB
Esposin, SOLO -- Daya tarik perayaan Sekaten yang digelar Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo tak hanya soal pasar rakyat, wahana permainan, wisata belanja atau kuliner tradisionalnya.
Deretan mitos yang melingkupi tradisi tahunan yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu itu juga menjadi daya tarik tersendiri. Bahkan, banyak orang yang berkunjung ke Sekaten karena masih memercayai mitos-mitos tersebut.
Budayawan, Herry Lisbijanto, dalam bukunya berjudul Sekaten mengatakan setidaknya ada empat mitos dalam perayaan Sekaten yang masih dipercaya masyarakat. Empat mitos tersebut yakni:
Setelah didoakan gunungan itu dibawa keluar untuk dirayah (jadi rebutan) banyak orang. Hal itu dikarenakan masyarakat percaya ketika memperoleh bagian dari gunungan tersebut mereka akan mendapatkan keberkahan dalam hidup dan cita-citanya bisa terkabul.
Setelah didoakan gunungan itu dibawa keluar untuk dirayah (jadi rebutan) banyak orang. Hal itu dikarenakan masyarakat percaya ketika memperoleh bagian dari gunungan tersebut mereka akan mendapatkan keberkahan dalam hidup dan cita-citanya bisa terkabul.
Sementara bagi petani, dengan mendapatkan bagian gunungan Sekaten mereka percaya tanah mereka akan subur dan hasil panen akan melimpah.
Pada saat Gamelan Guntur Madu dibunyikan, masyarakat akan berebut janur hias tersebut untuk disimpan di dalam rumahnya.
Oleh karena itu, tidak mengherankan selama acara Sekaten digelar ada penjual telur asin atau endog amal dan jumlahnya tidak sedikit.
Pantuan Esposin, Senin (9/9/2024), di area penyelenggaraan Sekaten khususnya di sekitaran Masjid Agung Solo, banyak dijumpai pedagang kinang dan telur asin yang laris manis diburu pengunjung.
Fenomena pengunjung berebut janur di Bangsal Pradangga atau tempat gamelan Sekaten dimainkan juga masih berlangsung saat gamelan kali pertama ditabuh pada Senin. Termasuk pengunjung yang nginang (mengunyah kinang) bersamaan dengan ditabuhnya Gamelan Guntur Madu untuk kali pertama.
Salah satu pengunjung yang masih memercayai mitos tersebut adalah Waluyo. Pria asal Bekonang, Sukoharjo, tersebut meyakini nginang sambil mendengarkan gamelan Sekaten bisa membuat awet muda. Dia sudah dua tahun ini melakukan tradisi ini dan merasa memperoleh khasiatnya.
“Saya nginang karena saya yakin bahwa bisa bikin awet muda. Ini adalah tahun kedua saya melaksanakan tradisi ini karena memang terasa khasiatnya. Tapi itu kembali ke pribadi masing-masing, mau percaya boleh, tidak juga tidak masalah,” kata pria itu kepada Esposin, Senin (9/9/2024).