Langganan

Ingin Gaji di Atas Rp3 Juta, Pencari Kerja Baru Wonogiri Pilih Keluar Daerah - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Muhammad Diky Praditia  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 28 Mei 2024 - 20:19 WIB

ESPOS.ID - Para pencari kerja menyerbu stan-stan perusahaan yang menawarkan lowongan kerja di acara Job Fair Wonogiri 2024 di Mal Pelayanan Publik Nyawiji Wonogiri, Selasa (28/5/2024). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Esposin, WONOGIRI -- Angkatan kerja baru di Wonogiri masih banyak yang memilih bekerja di luar daerah. Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang dinilai rendah menjadi alasan mereka tidak ingin bekerja di Wonogiri.

Para pencari kerja itu menilai gaji yang ideal untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal Rp3 juta/bulan. Sedangkan UMK Wonogiri 2024 masih di kisaran Rp2 juta lebih sedikit.

Advertisement

Salah satu angkatan kerja di Wonogiri, Muhammad Mufti, mengatakan baru dua tahun lalu lulus dari SMK dan belum pernah sekali pun bekerja di Wonogiri. Hal itu bukan tanpa sebab. Menurutnya, UMK Wonogiri masih rendah sekalipun untuk ukuran fresh graduate SMK.

Oleh karena itu, sejak lulus, dia bekerja di Solo sebagai mekanik di salah satu bengkel resmi sepeda motor. Kemudian ia pindah kerja di perusahaan ritel elektronik di kota yang sama. Meski selisih nilai UMK Solo dan Wonogiri tidak terlalu jauh, upah yang dia dapatkan lebih dari UMK.

Advertisement

Oleh karena itu, sejak lulus, dia bekerja di Solo sebagai mekanik di salah satu bengkel resmi sepeda motor. Kemudian ia pindah kerja di perusahaan ritel elektronik di kota yang sama. Meski selisih nilai UMK Solo dan Wonogiri tidak terlalu jauh, upah yang dia dapatkan lebih dari UMK.

Saat ini, Mufti sedang tidak mempunyai pekerjaan alias menganggur karena baru saja selesai kontrak. Dia pun datang ke Job Fair Wonogiri di Mal Pelayanan Publik (MPP) Nyawiji Wonogiri dengan harapan bisa mendapatkan pekerjaan.

“Tapi saya enggak cari perusahaan yang ada di Wonogiri. Kalau bisa keluar Wonogiri,” kata Mufti saat berbincang dengan Esposin di acara Job Fair Wonogiri 2024, Selasa (28/5/2024).

Advertisement

Hal yang sama diungkapkan Mualani Anggraeni, warga Ngadirojo, Wonogiri. Perempuan 22 tahun itu menyampaikan ingin sekali bekerja di luar Wonogiri. Setelah lulus sarjana dari salah satu perguruan tinggi di Solo enam bulan lalu, dia sudah mencoba melamar pekerjaan di wilayah Jabodetabek.

UMK Terendah Kedua di Jateng

Dia mengatakan di wilayah itu upah pekerja minimal bisa mencapai Rp4 juta–Rp5 juta per bulan. Meski merantau, upah sebesar itu masih bisa ditabung setelah bayar indekos dan biaya hidup sehari-hari. Sementara jika bekerja di Wonogiri dengan upah Rp2 juta/bulan sulit menabung walaupun tanpa biaya indekos.

“Kerja di Solo, Soloraya deh, sama saja karena UMK-nya tidak begitu beda. Misalnya nih, saya kerja di Solo dengan gaji setara UMK, buat bayar indekos saja sudah habis banyak. Belum lagi makan. Sepertinya sulit banget buat menabung,” jelas Mualani.

Kepala Bidang Pelatihan Produktivitas Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin) Wonogiri, Joko Pramono, mengatakan UMK Wonogiri nomor dua terendah se-Jawa Tengah setelah Banjarnegara, yakni senilai Rp2.047.500.

Advertisement

Hal ini menjadi persoalan sendiri dalam penyerapan tenaga kerja di lokal Wonogiri. Menurutnya, pemerintah daerah tidak bisa berbuat banyak terkait nilai UMK. Penentuan UMK diatur pemerintah pusat dan harus ditetapkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Sebelumnya, Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Wonogiri, Gangsar Laksono, juga mengakui nilai UMK Wonogiri terkadang menjadi tantangan perusahaan dalam merekrut karyawan. Terutama ketika perusahaan membutuhkan tenaga kerja lulusan akademi atau universitas.

Tenaga kerja Wonogiri yang lulusan perguruan tinggi lebih memilih merantau keluar daerah untuk mendapatkan gaji tinggi. “Kami senang sekali ketika tenaga kerja yang direkrut itu orang lokal Wonogiri. Tetapi ketika kami membutuhkan tenaga kerja dengan kualifikasi lulusan akademi atau universitas, kami masih kesulitan. Maka biasanya terpaksa ambil tenaga kerja dari luar. Ini bisa dipahami, bisa saja karena UMK-nya kecil ” kata Gangsar.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif