by Hijriyah Al Wakhidah Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Kamis, 9 Februari 2017 - 09:10 WIB
Esposin, BOYOLALI -- Sejumlah jalan protokol di Boyolali rusak dan banyak lubang. Selain di jalan nasional Solo-Semarang, lubang jalan juga banyak ditemui di jalur alternatif Boyolali-Klaten tepatnya jalur Logerit-Boyolali termasuk jalan depan Kompleks Kantor Pemkab Boyolali di Kemiri, Mojosongo.
Kondisi ini dikeluhkan pengguna jalan. Masyarakat berharap dinas terkait segera memperbaiki dengan menambal jalan berlubang tersebut sebelum jatuh korban. Berdasarkan pantauan Esposin, dari ruas jalan depan Lapangan Teras, Kecamatan Teras, hingga wilayah Kecamatan Banyudono, jumlah lubang jalan di jalur tersebut mencapai puluhan.
Seorang pengguna jalan, Raharjo, 53, warga Kartasura, yang setiap harinya lewat di jalur tersebut menjelaskan jalan berlubang muncul sejak awal tahun lalu sejak curah hujan meningkat. Lubang jalan yang semula kecil kian lama kian melebar.
Jalan tersebut banyak dilewati kendaraan bertonase tinggi sehingga lambat laun lubang jalan itu bertambah besar dan semakin dalam. “Segera saja diperbaiki. Jika tidak segera diperbaiki dikhawatirkan rawan terjadi kecelakaan. Kondisi jalan tersebut rawan bagi pengendara motor terutama yang melintas pada malam hari,” ujar dia.
Warga Teras, Kamto, 57, mengatakan jalan raya di sebelah utara Lapangan Teras banyak yang berlubang dan sangat membahayakan pengendara motor yang melewati jalur itu.
“Saya pernah hampir jatuh gara-gara terjebak lubang jalan yang tertutup air air hujan,” kata dia.
Dia berharap instansi yang berwenang segera menambal jalan yang berlubang tersebut. “Sebenarnya jalan yang berlubang itu pernah ditambal namun tidak berselang lama rusak dan berlubang lagi.”
Selain menambal jalan, dia juga berharap drainase di kanan kiri jalan raya tersebut diperbaiki. Saat hujan, air kerap meluap dan menggenangi jalan raya yang berpotensi mengurangi umur jalan.
Di jalur Logerit-Boyolali yang melalui Kompleks Pemkab Boyolali lubang jalan juga terdapat di sejumlah lokasi. “Paling banyak ada di depan kantor kabupaten, depan SPBU Kemiri, bahkan di tikungan SMA Bhineka Karya ada lubang besar yang sangat berbahaya karena tepat di tikungan,” ujar pengguna jalan asal Teras, Firman.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Boyolali, M. Kodri, menjelaskan jalan Semarang-Solo adalah jalan nasional sedangkan jalur alternatif Boyolali-Klaten merupakan jalan provinsi. “Pemkab Boyolali tahun ini punya anggaran unit reaksi cepat [URC] senilai Rp2 miliar tapi kalau perbaikan jalan provinsi dan nasional bukan kewenangan kami,” kata Kodri.