by Trianto Hery Suryono Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Selasa, 15 Oktober 2013 - 11:56 WIB
Esposin, WONOGIRI--Rasa setia kawan dan kemanusiaan di Hari Raya Idul Adha jangan dikotori oleh perbuatan tak halal. Hewan kurban yang diberikan kepada panitia hendaknya dibeli bukan dari uang korupsi. Lebih baik mengorbankan diri tidak korupsi daripada ikut menyembelih hewan kurban dari uang korupsi.
Penegasan itu disampaikan khotib Salat Id, Ahmad Farid di hadapan jemaah Salat Id di halaman Masjid Taqwa, Wonogiri, Selasa (15/10/2013).
Dikatakan oleh Farid, bahwa berkurban hanya sebagai sarana untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. “Tidak akan sampai daging dan darah hewan kurban itu kepada Allah tetapi yang akan sampai kepada-Nya adalah takwa kalian. Karenanya, menyembelih hewan kurban baru memiliki nilai di mata Allah jika dilakukan dengan niat dan motivasi yang ikhlas dengan dibeli dengan uang dari usaha halal," katanya. Untuk itu, ujarnya, uang hasil perjudian atau korupsi tidak halal di mata Allah.
“Lebih baik berkurban untuk tidak judi dan berkurban untuk tidak korupsi karena kurban merupakan manifestasi takwa bukan perwujudan perilaku riyak yang biasa menghiasi manusia musrik," urainya.
Anggota Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Wonogiri, Abdul Karim menyatakan, Idul Adha tahun ini terkumpul sebanyak 212 ekor sapi dan 269 ekor kambing. “Hewan-hewan ternak itu disembelih di masjid-masjid, musala di perkampungan. Di Masjid Taqwa Wonogiri hanya menyembelih satu ekor sapi dan dua ekor kambing.”
Seusai Salat Id, Bupati Wonogiri, Danar Rahmanto yang mengikuti Salat Id di halaman Masjid Taqwa, Wonogiri menyerahkan seekor sapi kurban kepada masyarakat Kecamatan Ngadirojo.