Langganan

HOTEL DI SOLO : MICE Pemerintah Terlarang, Okupasi Turun sejak November 2014

by Ibda Fikrina Abda Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 7 Januari 2015 - 05:10 WIB

ESPOS.ID - Protes pelarangan PNS rapat di hotel, Rabu (26/11/2014). (Paulus Tandi Bone/JIBI/Bisnis)

Hotel di Solo mulai terimbas kebijakan MICE pemerintah terlarang yang diambil Menpan-RB.

Espos.id, SOLO — Sejumlah hotel di Solo mulai terkena dampak pelarangan rapat pejabat pemerintah di hotel. Padahal bisnis perhotelan selama ini bergantung pada MICE pemerintahan yang kini terlarang itu.

Advertisement

General Manager (GM) Lorin Solo Hotel, Purwanto Yudhonagoro, mengatakan imbas terbesar meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) pemerintah terlarang dirasakan pada November 2014 dan Desember 2014. Tingkat keterisian kamar (okupasi) Lorin Solo Hotel turun sampai 40 persen. Sejumlah instansi pemerintahan juga membatalkan agenda yang sudah dijadwalkan hotel di Solo itu sebelumnya.

Purwanto menuturkan untuk menghemat pengeluaran, Lorin Solo Hotel mengoptimalkan seluruh karyawan yang berjumlah sekitar 200 orang. “Saat ini kami tidak menerima karyawan kontrak [outsourcing] ataupun kerja paruh waktu yang biasa kami lakukan tiap ada event besar,” jelas Purwanto saat ditemui Espos.id di Lorin Solo Hotel, Senin (5/1/2015).

Advertisement

Hal senada juga diungkapkan GM Hotel Sahid Jaya Solo, Martono Saputro. Akibat pembatalan beberapa pertemuan yang dilakukan instansi akibat MICE pemerintah terlarang, hotel di Solo itu menangguk kerugian Rp800 juta pada Desember 2014.

60% dari MICE Martono membeberkan, 60% pendapatan hotel diperoleh dari MICE. Adanya kebijakan MICE pemerintah terlarang yang diterbitkan Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara (Menpan-RB) membuat angka MICE pemerintah turun menjadi 30% untuk satu bulan pertama sejak diberlakukannya moratorium.

Advertisement

“Baru sebulan saja sudah terasa imbasnya, kalau sampai dibiarkan sampai tiga bulan ke depan tentunya mengganggu cash flow perusahaan,” papar dia di ruang kerjanya, Selasa (6/1/2015).

Saat ini, pengurangan pegawai diakuinya sudah dilakukan manajemen hotel berbintang lima tersebut. Hotel Sahid Jaya sudah tidak menggunakan jasa karyawan tidak tetap, pekerja harian, ataupun pekerjaan paruh waktu jika ada acara besar.

“Kami mengoptimalkan sekitar 140 pegawai kami. Saat ini, sejumlah strategi pemasaran seperti membuat segmen baru ataupun promo harga gencar dilakukan,” imbuhnya.

Kaji Ulang Ditemui secara terpisah, GM Kusuma Sahid Prince Hotel (KSPH) Solo Rudy F. Subarkah mengatakan kerugian akibat MICE pemerintah terlarang pada November 2014 hingga Desember 2014 mencapai Rp300 juta. “Kerugian tersebut akibat pembatalan agenda pemerintahan yang sudah dikonfirmasikan sebelumnya,” kata dia, Selasa.

Rudy bersama manajemen KSPH Solo kini menyasar segmen baru yang sebelumnya dilupakan. “Kami tidak bergantung pada MICE pemerintahan. Saat ini, kami mulai menjajaki perusahaan, biro perjalanan, maupun pasar lainnya,” ujarnya.

Advertisement
Rahmat Wibisono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif