Langganan

Hore! Kasus PMK di Boyolali Terus Menurun, Sempat Nol Kasus - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Nimatul Faizah  - Espos.id Solopos  -  Senin, 29 Agustus 2022 - 16:11 WIB

ESPOS.ID - Pengecekan pedagang pasar oleh Satpol PP Boyolali dan penyemprotan disinfektan untuk ternak di Pasar Hewan Sunggingan, Desa Jelok, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Senin (29/8/2022). (Solopos.com/Ni’matul Faizah).

Esposin, BOYOLALI – Kasus penyakit mulut dan kuku atau PMK di Kabupaten Boyolali terus menurun. Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali mencatat laporan kasus di hotline PMK saat ini cenderung sedikit.

Kepala Disnakkan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, mengungkapkan laporan harian ke hotline PMK Disnakkan Boyolali terkadang bahkan nihil.

Advertisement

“Kondisinya yang laporan ke hotline kami kadang kosong, kadang masih 10 laporan dalam sehari. Untuk suspek saat ini 5.666 hewan, positif 32, mati 97, potong paksa 13, sembuhnya 4.249,” kata Lusia kepada wartawan, Senin (29/8/2022).

Lebih lanjut, ia mengungkapkan sisa kasus yang ada tinggal 1.339 dan semuanya masih dalam tahap pengobatan. Lusia menyampaikan dengan data-data tersebut, bisa disimpulkan kasus PMK di Boyolali menurun.

Advertisement

Lebih lanjut, ia mengungkapkan sisa kasus yang ada tinggal 1.339 dan semuanya masih dalam tahap pengobatan. Lusia menyampaikan dengan data-data tersebut, bisa disimpulkan kasus PMK di Boyolali menurun.

“Dan saat ini kami masih melaksanakan vaksinasi PMK. Vaksinasi pertama tahap kedua dari jumlah 3.000 sudah kami lakukan. Jadi 4.900 yang harus direvaksinasi sudah dapat 1.289. Kemudian vaksinasi berikutnya target kami 5.100 dosis sudah dapat 613,” terang dia.

Baca juga: Dibayangi PMK, Widodo Makmur Perkasa Tetap Untung Rp14,5 Miliar

Advertisement

Di sisi lain, walaupun sudah dilakukan vaksinasi, Lusi mengungkapkan pembukaan pasar hewan masih belum berani mendatangkan ternak dari luar kota.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan pembukaan pasar hewan di Jelok tersebut bersifat uji coba dan dengan pengetatan.

“Dalam uji coba ini sementara masih pedagang lokal belum menghadirkan pedagang dari luar Boyolali dengan pengecekan melalui KTP [kartu tanda penduduk] dan pelat nomor. Jam buka juga dibatasi mulai pukul 07.00 WIB sampai 15.00 WIB,” terang dia.

Advertisement

Sehari sebelum pasar hewan Sunggingan dibuka, area pasar disemprot disinfektan oleh relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Boyolali. Ia juga mengatakan pasar telah dilengkapi fasilitas spraying dan dipping untuk hewan ternak.

Baca juga: Lebih dari Sejuta Sapi Sudah Terima Vaksin PMK

Lusi juga mengatakan ada pengawasan kesehatan hewan ternak oleh Puskeswan dan tim Disnakkan Boyolali. Pengawasan dilakukan untuk memeriksa ternak yang menunjukkan gejala seperti suhu yang tinggi.

Advertisement

“Nanti kami obati untuk isolasi dulu, ditangani sampai sembuh. Baru nanti dijual lagi kalau sudah sembuh. Kemudian, setelah selesai pasar disemprot kembali," kata Lusia

"Ada TNI dan Polri bersama tim Satpol PP melakukan pengecekan di tengah-tengah ini untuk ketentuan pengetatan pedagang dari luar,” tambah Lusia.

Sementara itu, salah satu pedagang, Warto, 62, asal Cepogo, mengaku senang dengan dibukanya pasar hewan di Jelok.

Warto senang karena dengan dibukanya pasar hewan dapat membuka harapan kondisi yang semakin baik. Lelaki 62 tahun tersebut mengaku sempat utang ke bank untuk modal membeli sapi sebelum PMK menyerang Boyolali.

Baca juga: Pemkab Wonogiri Tunggu Dosis Vaksin PMK Tambahan

“Waktu PMK sulit terjual dan dalam kondisi tersebut bank juga tidak memberikan kelonggaran dalam pencicilan akhirnya tetap bayar pakai uang modal dan uang tabungan,” cerita dia.

Advertisement
Ika Yuniati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif