by Trianto Hery Suryono Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Kamis, 16 Januari 2014 - 17:30 WIB
Seperti diberitakan Esposin, serangan binatang misterius terhadap domba-domba mengguncang wilayah Kabupaten Wonogiri sejak Senin (13/1/2014) lalu. Sempat berkembang spekulasi domba-domba itu mati dengan organ perut terburai itu akibat serangan binatang buas sejenis macan, namun belakangan waktu ini muncul kesaksian tentang anjing jadi-jadian.
Menyikapi kematian massal domba yang bisa mencapai belasan ekor dalam waktu enam jam itu, Pemkab Wonogiri melalui Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (Nakperla) Wonogiri Rully Pramono mengatakan, sudah mendapat laporan dari petugas kesehatan hewan di Slogohimo. Dia meminta warga tidak memakan bangkai sisa dimangsa binatang misterius itu.
Dia berjanji akan membawa sampel daging bangkai domba untuk diperiksa ke laboratorium. “Anjing merupakan hewan pembawa penyakit rabies. Untuk itu, hasil pengecekan laboratorium akan diketahui apakah anjing liar itu membawa virus rabies atau tidak.”
Rully mengatakan domba yang terluka akan diberi pengobatan agar tidak mati. Kabid Peternakan Nakperla Wonogiri Gatot Siswono menyatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan camat yang memiliki hutan. Koordinasi diperlukan untuk sosialisasi keberadaan anjing hutan tersebut. Seperti Kecamatan Jatipurno, Slogohimo, Bulukerto, Purwantoro dan Kismantoro.
“Awalnya, kematian domba terjadi di Kamboro, Desa Jeporo, Kecamatan Jatipurno pada akhir 2013. Kemudian menyebar ke Slogohimo dan kebetulan Desa Sukoboyo berbatasan dengan Desa Jeporo, Kecamatan Jatipurno sehingga dimungkinkan anjing liar itu berpindah.”