by Taufiq Sidik Prakoso - Espos.id Solopos - Rabu, 30 September 2020 - 09:44 WIB
Esposin, KLATEN – Peternak ayam di Klaten mengeluhkan anjloknya harga telur yang salah satunya disebabkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta beberapa waktu terakhir.
Harga telur ayam di tingkat peternak Klaten saat ini sekitar Rp16.500/kg. Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Klaten, Sunaryo, mengatakan anjloknya harga telur itu sudah terjadi sepekan terakhir.
“Harganya itu turun terus. Sempat pada harga Rp23.000/kg kemudian turun Rp19.000/kg dan pekan ini menjadi Rp16.500/kg. Ini harga terjelek. Kalau dihitung-hitung ya rugi karena BEP [break event point atau titik impas] itu pada Rp19.000/kg,” kata Sunaryo saat ditemui wartawan di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, Selasa (29/9/2020).
49 Orang Jalani Swab Test Covid-19 di Karanganyar, Di Antaranya Nakes
49 Orang Jalani Swab Test Covid-19 di Karanganyar, Di Antaranya Nakes
Sunaryo mengatakan PSBB membuat pengiriman sulit masuk terutama ke wilayah Jakarta. Belum lagi, kondisi pasar sempat sepi.
“Rata-rata pasar peternak di wilayah Soloraya itu ke Jakarta dan Jawa Barat,” kata Sunaryo.
10 Berita Terpopuler : Deretan Artis Ini Juga Jadi PNS
Terkait PSBB Jakarta yang pernah diberlakukan pada April lalu, Sunaryo mengatakan kondisinya lebih parah dibandingkan saat ini. Harga telur di tingkat peternak sempat mencapai angka Rp13.000/kg.
“Dihitung kerugian itu dalam sebulan hampir Rp500 juta,” jelas dia.
Terkait produksi telur yang tak bisa dipasok ke Jakarta dan Jabar, Sunaryo mengatakan para peternak mengalihkan pemasaran.
Asyik, Mahasiswa Bisa Magang di Proyek Kereta Cepat
Dia menyebut telur-telur yang tak bisa dipasok ke wilayah lain ke pedagang-pedagang di kampung.
“Harapan kami ada campur tangan pemerintah mengatasi kondisi ini. Sekarang harapannya pada bantuan sosial berupa sembako itu bisa menyerap telur-telur dari peternak lokal,” kata dia.
“Sebenarnya itu sudah dilakukan. Tetapi responsnya tidak begitu bagus. Kenyataannya untuk bansos tidak semua ambil telur dari peternak lokal. Sebenarnya potensi produksi dari peternak lokal itu mencukupi memenuhi kebutuhan pengadaan telur untuk bansos,” urai dia.
Najwa Shihab Wawancara Kursi Kosong Menkes Terawan
Kasi Pengembangan Usaha Peternakan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Tri Yanto, mengatakan sebelumnya DPKPP juga mendorong agar penyaluran bansos bisa memanfaatkan produk lokal mulai dari beras hingga telur.
“Kami sudah pernah buat surat ke bupati agar penyaluran bantuan itu menggunakan produk peternak lokal di lingkungan Klaten. Itu sudah berjalan di beberapa wilayah,” jelas dia.