Ketika seorang pemimpin merasa cukup dengan dirinya, dalam hal ini karier, maka ia berharap mereka dapat memimpin dengan bersih dan tanpa korupsi.
by Tiara Surya Madani - Espos.id Solopos - Sabtu, 12 November 2022 - 18:37 WIB
Esposin, SUKOHARJO -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan pemikirannya terkait pemimpin ideal dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Haedar menyebutkan empat pesan yang harus dimiliki oleh pemimpin yang akan terpilih dalam Pemilu 2024.
Pemimpin yang akan terpilih dalam Pemilu 2024 harus memahami pondasi bangunan serta dinamika Indonesia sebagai negara bangsa. Hal tersebut dimaksudkan agar wawasan dan fisik terkait negara lebih kuat dari pada wawasan dan fisik kepolitikan.
Hal itu Haedar sampaikan seusai acara penyambutan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah yang diselenggarakan Maarif Institute dengan tema Islam, Kebhinekaan, dan Keadilan Sosial, di Auditorium Mohammad Djazman, Universitas Muhammadiyah, Sabtu (12/11/2022).
"Kenapa? Karena sering masalah itu terjadi setelah siapa pun memperoleh kepercayaan rakyat, tidak bisa menjalankan kepemimpinan dengan baik sebagaimana cita-cita para pendiri bangsa," kata Haedar, Sabtu.
Baca juga: Muhammadiyah bakal Beli Gereja Tua di Spanyol untuk Dijadikan Masjid
Haedar kemudian menyinggung permasalahan saat Orde Baru ketika kepemimpinan lebih kuat dari pada sektor wawasan dan fisik kepolitikan. Hal itu seharusnya tidak terjadi lagi setelah Orde Baru.
"Dulu tokoh-tokoh yang meletakkan pondasi saja mengalami dislokasi kekuasaan, artinya adalah seseorang setelah berkuasa lalu menyalahgunakan kekuasaan," lanjutnya.
Haedar berpesan pada pemimpin yang terpilih nanti agar tidak memikirkan kelebihan materi dan kekuasaan, selain apa yang telah diberikan oleh negara.
Pesan tersebut Haedar sampaikan sesuai dengan para tokoh negarawan yang seharusnya memimpin dunia.
"Itu intinya pada jiwa, pada dasar-dasar diri kita untuk selesai dengan diri kita sebagai pemimpin. Nelson Mandela bisa melakukan rekonsiliasi ketika dia menjadi presiden pertama dan dalam satu periode bisa merekonstruksi karena selesai dengan dirinya," lanjut Haedar.
Baca juga: Ketua PWM-PWA Didorong Pakai Baju Adat saat Muktamar Muhammadiyah di Solo
Haedar berharap pada pemimpin yang terpilih nanti bisa menjadi contoh dalam mempersatukan bangsa yang dibangun atas kebinekaan.
Sebagai pemimpin, Haedar berharap mereka dapat memberikan pengayoman pada seluruh warga negara Indonesia, baik yang memilih mau pun tidak memilih.
"Punya perhatian pada pendukung, punya perhatian pada kelompok yang dekat itu normal, namun jangan berlebihan yang mengakibatkan lupa mengayomi seluruhnya, agar tidak terjadi pembelahan politik," lanjut Haedar.
Baca juga: Din Syamsuddin Minta Juru Bicara MK Dicopot Gegara Bicara Cawapres 2024,
Selain memperhatikan soal persatuan ras, suku, dan golongan, ia berpesan agar pemimpin terpilih nantinya bisa membangun keadilan sosial dari harta kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia.
"Indonesia negara 13 terbesar di dunia. Dengan kekayaan yang luar biasa untuk seluruh rakyat Indonesia dengan kebijakan-kebijakan yang strategis dan progresif baik di parlemen maupun di eksekutif," tambahnya.
Haedar menyarankan untuk menciptakan kebijakan progresif dan strategis dalam rangka menyelamatkan kekayaan serta sumber daya alam yang dapat digunakan untuk kepentingan keadilan sosial.
"Pemimpin ke depan harus memiliki jiwa kenegarawanan dan keadialn sosial, semua perlu belajar," lanjut Haedar
Baca juga: PP Muhammadiyah Minta Umuka Harus Punya Prodi Unggulan
.