by Kurniawan - Espos.id Solopos - Senin, 19 Desember 2022 - 18:47 WIB
Esposin, SOLO -- Putri Paku Buwono (PB) XIII, GKR Timoer Rumbai Dewayani, angkat bicara soal kasus dugaan pencurian yang terjadi di kompleks Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Baluwarti, Solo, pada Sabtu (17/12/2022).
Ia menyebut ada sejumlah keanehan dalam aksi pencuri yang menyasar rumah adiknya, GRAy Devi Lelyana Dewi, di Kompleks Keraton Solo. Pernyataan itu ia sampaikan saat diwawancarai Esposin melalui telepon, Senin (19/12/2022).
Keanehan tersebut, menurut Timoer, mulai dari nekatnya tiga pelaku yang beraksi di siang bolong tanpa memakai penutup wajah. “Itu kan siang hari, malingnya enggak pakai masker, atau penutup wajah. Kan ada CCTV di mana-mana, mestinya dia takut, ini enggak. Kok aneh. Pembantu saya kan berhadapan langsung sama malingnya. Sempat ditodong pisau,” ujarnya.
Karena sempat berhadapan langsung dengan kawanan pencuri, menurut Timoer, pembantunya hafal dengan wajah mereka. Sehingga bila nanti ada proses identifikasi oleh kepolisian terhadap para pelaku pencurian di Keraton Solo, menurut dia, pembantunya bisa mengenali.
“Misalnya maling ketangkap, untuk identifikasi, pembantu saya pasti hafal. Wong sudah hadap-hadapan. Diancam pakai pisau. Katanya pelaku tiga orang, tidak pakai masker semua,” katanya.
Baca Juga: Beraksi di Keraton Solo, Pencuri Sempat Ancam Abdi Dalem Perempuan
Keanehan lain yakni dari mana para pelaku pencurian itu bisa masuk. Selain itu kendaraan apa yang mereka pakai saat beraksi. “Ya enggak tahu [pelaku naik apa]. Sampai sekarang masih jadi pertanyaan. Termasuk lewat mana mereka masuk,” urai dia.
“Sore masih ada, malam pukul 20.00 WIB ada, kami screening terus. Pukul 22.00 WIB screening lagi, sudah hilang,” ungkap dia. Lebih jauh Timoer menegaskan kehadirannya bersama GKR Wandansari atau Gusti Moeng di Keraton Solo saat itu untuk ikut memburu kawanan pencuri.
Baca Juga: Dugaan Pencurian di Kompleks Keraton Solo, Polisi Belum Dapat Laporan
Dia terjun langsung ke lokasi karena merasa tahu betul denah atau kondisi Keraton. “Hari Sabtu pukul 14.00 WIB pencurian, pukul 15.00 WIB saya dikabari. Kemudian saya sama Gusti Moeng ke depan itu, terus minta untuk bisa ikut ngobyak. Karena saya dari bayi ceprot tinggal di Keraton, sehingga tahu betul medannya,” urai dia.
Namun karena sempat tidak diperbolehkan masuk, mereka kemudian masuk melalui Talang Paten. Setelah berhasil masuk, mereka mencari para pencuri. Tapi walau sudah dicari di berbagai sudut, kawanan pencuri yang mereka cari tidak ketemu.