by Tri Rahayu - Espos.id Solopos - Rabu, 22 Desember 2021 - 20:16 WIB
Esposin, SRAGEN — Sepuluh narapidana (napi) perempuan duduk di kursi yang disiapkan di Aula Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Sragen. Mereka menghadap papan yang berisi spanduk kecil bertuliskan Hari Ibu ke-93 Tahun 2021.
Mereka tidak tahu acara apa yang digelar Lapas Sragen untuk memberi perhatian dan apresiasi kepada para perempuan yang kini menjadi warga binaan Lapas.
Kasi Bimbingan Napi dan Anak Didik Lapas Kelas IIA Sragen, Agung Hascahyo, bersama Kepala Kesatuan Pengamanan (KKP) Lapas, Rusli Suryadi, memasuki ruangan tak begitu luas itu, Rabu (22/12/2021) siang. Tak ada seremonial khusus. Agung bicara dengan nada bicara ringan dan santai.
Baca Juga: Berkebaya, Puluhan Perempuan di Sragen Gelar Upacara Hari Ibu
Ia membuka pembicaraan dengan pertanyaan siapa di antara mereka yang masa hukumannya paling ringan. Ada yang menjawab hanya 10 bulan dan ada yang menjawab 1 tahun tiga bulan. Tak sedikit napi perempuan yang mengharapkan adanya remisi, tetapi mereka dikumpulkan bukan untuk itu.“Hari ini merupakan Hari Ibu. Kami dari Lapas Sragen memanfaatkan momentum Hari Ibu itu untuk penguatan kepada para ibu-ibu semua. Saya berpesan jangan pernah putus asa. Anda masih bisa bekerja meskipun tinggal di Lapas. Ingatlah masih ada harapan masa depan yang indah maka bersemangatlah! Saya minta kata-kata untuk para ibu. Seorang ibu bisa menjadi bapak tetapi bapak tidak mungkin menjadi ibu” pinta Agung.
“Jangan putus asa!” kata seorang napi perempuan.
Para napi perempuan kemudian mencium tangan Suparmi dan menganggap Suparmi benar-benar sebagai ibu mereka. Ada yang memeluk erat seraya mencium pipinya yang mulai keriput. Di saat itulah salah seorang napi yang bernyanyi tentang lagu ibu.
Kemudian mereka pun menyanyikan lagu Iwan Fals yang berjudul Ibu secara bersama-sama. Suparmi terharu dengan apresiasi spontanitas dalam perayaan Hari Ibu yang sederhana itu.
Di tengah kehangatan itu, Sindi Yuliastuti, 27, meneteskan air mata. Perempuan muda dengan tato di salah satu tangannya itu ingat dengan ibunya yang sekarang mengasuh tiga anaknya. Suaminya sudah tidak ada.
“Ternyata pengorbanan ibu itu luar biasa. Saya masih punya ibu yang menghidupi anak-anak saya karena hukuman saya masih tiga tahun lagi karena kasus narkoba,” jelasnya.