by Farid Syafrodhi Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Kamis, 22 November 2012 - 13:56 WIB
ESPOS.ID - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Kurniawan)
SUKOHARJO — Warga Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, yang tinggal di dekat proyek pembangunan fly over Palur, belum mendapatkan kepastian soal ganti rugi tanah. Pasalnya soal ganti rugi tanah itu akan disosialisasikan oleh pihak independen.
Kepala Desa Palur, Samidin, mengatakan pengerjaan proyek tersebut dilakukan secara bertahap. Menurut informasi yang didapatkannya, saat ini pembangunan fly over baru tahap pemasangan fondasi. Pemasangan fondasi itu pun, sambungnya, belum sampai ke pekarangan milik warga yang tinggal di dekat jalan raya.
Namun, ungkapnya, dari Pemerintah Kabupaten Sukharjo sudah memiliki data tanah milik siapa saja yang pekarangannya terkena proyek. Namun ia tak menyebut berapa meter dan berapa warga yang tanahnya terkena proyek pembangunan itu. “Ada tim independen yang khusus mengurusi sosialisasi dan ganti rugi. Kami tidak punya kewenangan soal soasialisasi itu,” papar Samidin saat ditemui wartawan, Rabu (21/11).
Dulu, kata Samidin, ada warganya yang ingin menggelar demonstrasi lantaran khawatir tanahnya terkena pembangunan proyek fly over. Namun waktu itu ia melerai agar warga tersebut tidak melakukan unjuk rasa. “Kalau pihak independan belum memberitahukan soal ganti rugi namun pada kenyataannya ada tanah warga yang terkena pembangunan, silakan demo. Tapi ini kan pembangunan proyeknya belum sampai ke tanah warga,” paparnya.
Kendati demikian, Samidin berharap agar sebelum proyek itu dilanjutkan, terlebih dahulu ada sosialisasi dari pihak independent yang ditunjuk maupun dari pelaksana proyek, kepada masyarakat. Pemberitahuan lebih awal, kata dia, lebih baik daripada memberitahu warga saat mendekati pelaksanaan lanjutan proyek.
