Langganan

Elpiji Melon Sulit Dicari, Diskumindag Sragen Sarankan Petani Pakai Gas 5,5 Kg - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Tri Rahayu  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 28 Agustus 2024 - 08:36 WIB

ESPOS.ID - Perwakilan empat instansi berfoto bersama setelah rapat evaluasi distribusi elpiji 3 kg di Kantor Diskumindag Sragen, Selasa (27/8/2024). (Istimewa/Diskumindag Sragen)

Esposin, SRAGEN—Empat instansi terkait dengan distribusi elpiji 3 kg bersubsidi menggelar rapat koordinasi untuk evaluasi situasi dan kondisi kesulitan elpiji di Sragen.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen akan mengusulkan tambahan fakultatif elpiji 3 kg yang akan dilengkapi dengan data kebutuhan elpiji di tingkat petani.

Advertisement

Pemkab mengimbau kepada para petani yang kesulitan mencari elpiji 3 kg dapat berpindah ke elpiji 5,5 kg untuk kebutuhan bahan bakar pompa air terkait irigasi agar tanaman padinya tidak gagal panen. Elpiji 5,5 kg menjadi alternatif bagi petani mengingat jumlah tabung elpiji 3 kg diatur dan dibatasi.

Rapat empat instansi terkait evaluasi distribusi elpiji 3 kg itu digelar di Kantor Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen, Selasa (27/8/2024).

Advertisement

Rapat empat instansi terkait evaluasi distribusi elpiji 3 kg itu digelar di Kantor Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen, Selasa (27/8/2024).

Dalam pertemuan itu hadir perwakilan Diskumindag, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3), Hiswana Migas, dan Pertamina.

Kabid Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Diskumindag Sragen, R. Widya Budi Muditha, kepada Esposin, Rabu (28/8/2024), mengimbau kepada para petani yang kesulitan mencari elpiji 3 kg untuk irigasi pertaniannya agar menggunakan elpiji warna pink 5,5 kg untuk menyelamatkan tanaman padinya agar tidak gagal panen.

Advertisement

Widya Budi mengakui terjadi peningkatan kebutuhan elpiji 3 kg di masyarakat, salah satunya untuk bahan bakar pompa air di pertanian padi. Dia melihat peningkatan kebutuhan elpiji 3 kg pada musim kemarau di Sragen itu merupakan problem tahunan mengingat pola tanam di Sragen padi-padi-pantun, bukan padi-padi-palawija.

“Kami meminta DKP3 mendata kebutuhan elpiji 3 kg di tingkat petani. Dalam setahun itu ada peningkatan kebutuhan petani sampai berapa sehingga ke depan dapat dipetakan untuk antisipasi terjadinya kelangkaan. Ini problem tahunan yang terjadi. Petani yang menggunakan listrik untuk menyedot air cukup membantu mengurangi kebutuhan elpiji 3 kg di tingkat petani,” jelasnya.

Dia mengungkapkan elpiji 3 kg di Sragen itu diatur kuotanya dan dibatasi karena merupakan barang subsidi. Dia menerangkan ketika data sasaran tidak akurat akan menjadi persoalan dalam distribusi, terutama kebutuhan petani.

Advertisement

Pada jangka pendeknya, kata dia, ada pengaturan kebutuhan di tingkat petani dan jangka panjang ke depannya DKP3 benar-benar bisa menyajikan data kebutuhan konsumsi elpiji 3 kg di petani dan sebarannya.

“Ketika terjadi gejolak harga elpiji 3 kg itu bisa diantisipasi. Kebutuhan petani dan rumah tangga itu sama-sama penting. Kebutuhan petani untuk produksi beras dan kebutuhan rumah tangga untuk kebutuhan hidup keluarga. Di sisi lain, saluran irigasi Dam Colo Timur juga sudah tidak mengalir. Jadi kami mengajukan penambahan fakultatif ke Provinsi Jawa Tengah itu dilengkapi dengan data pendukung karena Sragen termasuk daerah penyangga pangan provinsi dan nasional,” kata Widya.

Dia menyampaikan Pertamina sudah mengatur distribusi elpiji 3 kg sesuai dengan kuota per tahun. Kuota elpiji 3 kg per tahun untuk Sragen, sebut dia, mencapai 38.590 MT dan sudah terserap 78%. Dia berharap jangan sampai kuota tersebut habis hingga akhir 2024 ini.

Advertisement

"Ini menjadi dilema. Di satu sisi masyarakat sulit mencari elpiji 3 kg dan di sisi lain Pertamina harus menjaga komitmen dengan pusat sesuai permintaannya. Barangkali ada toleransi 5% dari pusat atau mungkin ada dana darurat dengan persyaratan tertentu, ketika kuota habis. Harapannya sampai Desember nanti, kuota tersebut bisa memenuhi kebutuhan," jelasnya.

Advertisement
Rohmah Ermawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif