by Kurniawan - Espos.id Solopos - Jumat, 3 April 2020 - 11:24 WIB
Esposin, SOLO — Lesunya geliat ekonomi di Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng) sangat terasa beberapa pekan terakhir. Kondisi itu memicui seorang pengusaha internet service provider, IT consultant, dan data center, Bravo Drajat Niti Totowibowo untuk bagi-bagi 100 paket sembako di Pasar Jongke, Solo, Jumat (3/4/2020).
Pengusaha tersebut berasal dari Mayang, Kecamayan Gatak, Kabupaten Sukoharjo.
Satu paket sembako yang ia bagi-bagi di Solo itu berisi beras 5 kg, minyak goreng, mi instan, gula, dan kopi dengan nilai lebih kurang Rp120.000. Direktur PT Global Media Data Prima itu berencana terus membagikan sembako kepada warga kurang mampu selama pandemi Covid-19.
"Hari ini ada 100 paket sembako yang saya bagikan untuk teman-teman pedagang, tukang becak, dan juru parkir di sekitar Pasar Jongke. Kegiatan ini akan terus berkelanjutan hingga pandemi ini berakhir. Insya Allah doakan saya," terang Bravo.
Dia mengaku merasa terpanggil dengan kondisi warga kurang beruntung sehingga harus keluar rumah setiap hari untuk mengais rezeki. Mereka rentan terpapar Covid-19 karena aktivitas di luar rumah demi memenuhi kebutuhan makan harian keluarga.
"Kasihan mereka, tidak bisa makan, saya kasihan sekali. Makanya saya bagikan sebagian harta saya untuk mereka. Semoga bisa meringankan sedikit beban mereka. Saya mengajak teman-teman pengusaha untuk berbagi dengan mereka," ajak dia.
Tak hanya itu mereka juga membagikan masker dan handsanitizer kepada para pedagang di Pasar Kembang dan Pasar Kadipolo. Tujuannya untuk menjaga para pedagang dari risiko terpapar Covid-19 yang hingga saat ini terus diperangi pemerintah.
"Dengan tajuk Golkar Solo Peduli, kami ingin menunjukkan dukungan kepada gerakan pemberantasan Covid-19. Semoga mereka yang berada di barisan terdepan tetap terlindungi dari virus," ujar Koordinator Aksi, Lucas Suryantoro.
Lesunya perekonomian di Kota Solo dipicu pandemi virus corona (Covid-19). Lesunya perekonomian dirasakan masyarakat yang selama ini mengandalkan pendapatan harian dari berjualan barang dan jasa.
Pendapatan mereka turun lantaran mobilitas masyarakat berkurang seiring seruan pemerintah untuk menerapkan social distancing. Mirisnya, situasi seperti itu masih akan berlanjut selama penanganan Covid-19 beberapa pekan ke depan.