by R Bony Eko Wicaksono - Espos.id Solopos - Selasa, 13 September 2022 - 17:00 WIB
Esposin, SOLO -- Pasangan suami istri (pasutri), Samin-Sri Kadarwati, yang bekerja sebagai penjaga SD Negeri Lojiwetan, Pasar Kliwon, Solo, mengaku memilih menyimpan uang tabungan di celengan plastik meski dengan risiko dimakan rayap.
Mereka mengaku malas wira-wiri ke bank secara berkala untuk menabung uang. Samin bekerja sebagai penjaga SD itu sejak 1998. Dia bersama istrinya tinggal di rumah petak di area sekolah.
Rumah itu juga difungsikan sebagai kantin sekolah saat pagi hari-siang hari. Usaha kantin sekolah itu dilakoni Sri Kadarwati sejak puluhan tahun lalu.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, mereka mengambil dari keuntungan usaha kantin sekolah. Sementara upah Samin sebagai penjaga sekolah dan membuat minuman untuk para guru ditabung di celengan plastik.
Penjaga sekolah di Solo itu tak menyangka uang di celengan plastik yang mencapai puluhan juta rupiah itu malah dimakan rayap. Pasutri ini memiliki dua anak. Anak pertama tengah merampungkan studi di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Baca Juga: Hancur Dimakan Rayap, Uang Penjaga SD di Solo Sedianya untuk Naik Haji
Sedangkan anak kedua duduk di bangku SMA. “Saya malas bolak-balik ke bank untuk menabung. Dari dulu, menyimpang uang ya di celengan plastik. Saya juga tahu lebih aman menyimpan uang di bank,” kata Kadarwati saat berbincang dengan Esposin, Selasa (13/9/2022).
Ia kaget saat membongkar celengan plastik. Uang yang sudah rusak itu langsung dimasukkan ke dalam kardus. “Suami saya memang orangnya gemi, suka menabung. Setiap kali mendapat uang langsung dimasukkan ke dalam celengan plastik,” ujarnya.
Baca Juga: Duit Rp100 Juta Milik Penjaga SD di Solo Dimakan Rayap, Hasil Nabung 2,5 Tahun
Dia juga berharap uang simpanannya yang rusak dimakan rayap bisa ditukar ke Bank Indonesia (BI) Solo. Sehingga impian untuk menunaikan ibadah haji di Tanah Suci segera terwujud.
Uang simpanan itu rencananya digunakan untuk membayar uang muka pendaftaran calon haji pada tahun ini. Sebelum mendaftar, mereka membongkar dua celengan plastik berisi uang senilai kurang lebih Rp100 juta.
“Satu orang kan paling tidak Rp25 juta untuk membayar pendaftaran haji. Kalau kami berempat, kami bersama dua anak totalnya Rp100 juta,” ujar Samin.