by Tri Rahayu - Espos.id Solopos - Kamis, 13 Agustus 2020 - 10:05 WIB
Esposin, SRAGEN -- Sebanyak 80 dukuh di Sragen mulai dilanda kekeringan. Jumlah itu merupakan 32,13 persen dari total 249 dukuh yang termasuk rawan kekeringan di kabupaten itu pada 2019.
Data tersebut berdasarkan hasil pemetaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen per Senin (10/8/2020). BPBD memprediksi pada awal September krisis air bersih mencapai puncaknya, yakni melanda 249 dukuh yang tersebar di tujuh kecamatan dan 43 desa.
Sebelumnya, BPBD Sragen menerjunkan 14 personel untuk survei lokasi daerah rawan krisis air bersih berdasarkan database bencana kekeringan 2019. Belasan personel itu juga memetakan potensi krisis air bersih dan memproyeksikan kecukupun air bersih tersebut bertahan.
Mantap! 12 Pendekar Lembah Lawu Deklarasi Jaga Kamtibmas di Karanganyar
Mantap! 12 Pendekar Lembah Lawu Deklarasi Jaga Kamtibmas di Karanganyar
Kepala Pelaksana BPBD Sragen, Sugeng Priyono, saat berbincang dengan Esposin, Selasa (11/8/2020), di Mondokan, Sragen, memastikan hasil pemetaan personelnya benar-benar riil. BPBD juga mengirimkan bantuan air bersih di wilayah Sumberlawang dan Mondokan pada Selasa siang.
Dia menyampaikan dari hasil pemetaan personel BPBD di lapangan, air bersih benar-benar dibutuhkan di 80 dukuh yang kekeringan di 23 desa di Sragen.
Silaturahmi Bersama Kapolresta Solo, Ini Komentar Habib Syech Soal Insiden Kerusuhan di Mertodranan
Di sisi lain, dia tidak boleh mengesampingkan wabah Covid-19 yang juga menjadi tugasnya sebagai bagian dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Sragen.
“Ya, ini memang penanganan bencana kekeringan di tengah pandemi Covid-19. Saya harus bisa membagi personel untuk penanganan bencana kekeringan dan untuk bencana non alam, yakni wabah Covid-19,” ujarnya.
Persis Solo Surati TNI AD Agar Bek Ini Bisa Gabung Tim Lagi
Pada Selasa, BPBD mengerahkan empat mobil tangki untuk pengiriman bantuan air bersih di enam lokasi, yakni Dukuh Bungkus dan Dukuh Jarak di Desa Banyurip, Kecamatan Jenar; Dukuh Jengglong, Desa Mojopuro, Sumberlawang; Dukuh Cabe, Desa Bagor, Miri; Dukuh Bulakrejo, Desa Pare, Mondokan; dan Dukuh Ngungonrejo, Desa Ngargosari, Sumberlawang.
Seorang warga Bulaksari RT 017, Desa Pare, Mondokan, Sragen, Pranoto, 42, menyampaikan di lingkungan RT 017 ada 55 keluarga mengalami krisis air bersih karena banyak sumur warga yang mengering.
Dia menyontohkan sumurnya yang dalamnya 16 meter, airnya hanya cukup untuk mandi 2-3 orang per hari.