Langganan

Dosen PKh UNS Solo Dampingi SLB di Klaten Manfaatkan Aplikasi Braille Converter - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Bc  - Espos.id Solopos  -  Senin, 14 Juni 2021 - 18:07 WIB

ESPOS.ID - Kegiatan pendampingan dosen Pendidikan Khusus (Pkh) FKIP UNS Solo di SLB A YAAT Klaten, Kamis (10/6/2021). (Istimewa)

Esposin, KLATEN — Sejumlah dosen Pendidikan Khusus (PKh) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengadakan pendampingan pemanfaatan aplikasi Braille Converter kepada guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) A YAAT Klaten, Kamis (10/6/2021).

Acara pendampingan ini mengusung tema Pendampingan Pemanfaatan Aplikasi Braille Converter terhadap Guru SLB dalam Pengalihaksaraan Simbol Musik ke Simbol Braille di SLB Tunanetra YAAT Klaten. Acara berlangsung secara offline atau luring dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Advertisement

Acara ini dihadiri empat dosen PKh FKIP UNS Solo, yaitu Dr. Subagya, M.Si., Arsy Anggrelanggi, M.Pd., Erma Kumalasari, M.Psi., dan Priyono, S.Pd., M.Si. Sementara itu, ada pula 15 guru SLB A YAAT Klaten yang hadir.

Baca Juga: Selamat! 2.727 Pendaftar Lolos SMBPTN UNS Solo 2021

Advertisement

Baca Juga: Selamat! 2.727 Pendaftar Lolos SMBPTN UNS Solo 2021

Acara disambut oleh Kepala Sekolah SLB A YAAT Klaten, Muhammad Mufid Khoirudin, S.Pd. Pada sambutannya, ia berterima kasih kepada pihak PKh UNS yang telah mau hadir dan membagikan ilmu yang bermanfaat kepada para guru yang hadir.

"Kami berterima kasih kepada pihak PKh UNS yang sudah mau datang ke sini. Dengan adanya aplikasi ini, dapat mempermudah pembelajaran Braille yakni dari simbol musik ke huruf Braille," ungkap Muhammad Mufid.

Penjelasan Aplikasi Braille Converter

Acara dilanjutkan pemaparan materi yang disampaikan Dr. Subagya, M.Si. Sebelum menjelaskan mengenai penggunaan aplikasi Braille Converter, Subagya memperkenalkan kepada peserta bagaimana memahami ketukan dalam musik.
Advertisement

Baca Juga: Jenis KB dari Kondom Sampai IUD, Mana yang Aman Buatmu?

Dr. Subagya memaparkan bahwa cara penulisan tanda oktaf dalam komposisi musik adalah not pertama dari sebuah komposisi harus didahului oleh tanda oktaf yang pertama.

Sedangkan untuk not-not berikutnya, digunakan beberapa ketentuan. Ketentuan-ketentuan tersebut yakni apabila not berikutnya membentuk interval seconde atau terts, not tersebut tidak diberi tanda oktaf.

Advertisement

Selanjutnya, jika not berikutnya membentuk interval kuart atau kuint berbeda oktaf, not tersebut harus diberi tanda oktaf. Terakhir, apabila oktaf berikutnya membentuk interval sekt atau lebih, not tersebut harus diberi tanda oktaf.

Setelah memaparkan materi, Dr. Subagya menunjukkan langkah-langkah menggunakan sebuah aplikasi bernama Mitranetra Braille Converter (MBC) untuk pengalihaksaraan simbol musik ke simbol Braille.

Baca Juga: Awas! Boba Tea Bisa Picu Asam Urat

Advertisement

Kali ini, Dr. Subagya, dibantu guru SLB A YAAT, Eko Swasto A.S., S.Pd. yang merupakan seorang tunanetra. Subagya meminta Eko untuk mempraktikkan penggunaan aplikas Mitranetra Braille Converter (MBC) dengan lagu Satu Nusa Satu Bangsa.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan tanya jawab dan peserta terlihat antusias.

Advertisement
Ginanjar Saputra - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif