Langganan

Dorong Ekonomi Kreatif, Kemenparekraf Beri Perhatian pada Fespin 2024 di Solo - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Dhima Wahyu Sejati  - Espos.id Solopos  -  Sabtu, 7 September 2024 - 00:26 WIB

ESPOS.ID - Peserta berpose saat mengikuti parade Festival Payung 2024 di Taman Balekambang Solo, Jumat (6/9/2024). Acara bertajuk Payung Catra Wastra tersebut melibatkan 1.500-an seniman, kreator, dan artisan payung se-Indonesia dan dimeriahkan 87 pentas seni pertunjukan tari, musik, dan fashion show dari 34 kota/kabupaten mulai dari Bengkulu, Lampung Tengah, Toraja, Belitung, Banyuasin, dan lain-lain. Acara tersebut juga diharapkan sebagai bentuk ruang atau wadah bagi seniman untuk terus memperkenalkan berbagai macam payung dan fashion kepada masyarakat. (Solopos/Joseph Howi Widodo).

Esposin, SOLO — Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memberikan perhatian pada Festival Payung Indonesia (Fespin) 2024 karena dinilai bisa menjadi pendongkrak ekonomi kreatif di Kota Solo.

Hal itu disampaikan Direktur Event Nasional dan Internasional Kemenparekraf, Fransiskus Handoko, ketika ditemui awak media selepas pembukaan Fespin 2024 di Taman Balekambang Solo, Jumat (6/9/2024).

Advertisement

“Fespin bisa menjadi instrumen yang sangat potensial untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Kita tahu kalau acara festival itu pemberdayaan yang cukup luas,” kata dia.

Dia mengatakan tiga besar subsektor ekonomi kreatif adalah kuliner, fashion, dan kriya. Dia melihat tiga hal itu ada di Fespin. Karenanya acara yang digelar setiap tahun ini menjadi momentum untuk meningkatkan ekonomi kreatif di Kota Solo.

Advertisement

Dia mengatakan tiga besar subsektor ekonomi kreatif adalah kuliner, fashion, dan kriya. Dia melihat tiga hal itu ada di Fespin. Karenanya acara yang digelar setiap tahun ini menjadi momentum untuk meningkatkan ekonomi kreatif di Kota Solo.

Selain ekonomi kreatif, menurutnya, Fespin juga bisa menjadi instrumen penting untuk mendongkrak pariwisata di Kota Solo. Apalagi, tambah dia, 60% tempat wisata di Indonesia memiliki unsur kebudayaan. Baru kemudian 35% dekat dengan unsur alam.

“Kami selalu berkomitmen untuk mendukung event seperti ini karena bisa memperkuat identitas budaya kita dan memberikan kontribusi terhadap ekonomi kreatif,” kata dia.

Advertisement

“Kita tahu budaya itu ada yang kita lestarikan secara autentik, namun ada bagian budaya yang bisa dimodifikasi sehingga muncul kreasi-kreasi baru,” kata dia

Frans menyebut Fespin berpotensi dikembangkan menjadi festival dengan skala internasional. Dia mengatakan satu festival bisa disebut berskala internasional jika melibatkan minimal lima negara.

Hal senada disampaikan Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, yang mengatakan selain melestarikan budaya, Fespin diharapkan mampu mendongkrak ekonomi di Kota Solo. Menurutnya, kebudayaan mampu menjadi basis ekonomi kreatif dan pendongkrak pariwisata.

Advertisement

“Harapannya tentu ini bisa membantu ekonomi di Kota Solo, tidak saja ekonomi dari sisi craft atau kerajinan, tapi juga ekonomi secara umum baik UMKM dan lainnya,” kata dia.

Sementara itu, ratusan orang menyaksikan sejumlah penampilan yang memmeriahkan pembukaan Fespin 2024 di Teater Terbuka Taman Balekambang Solo, Jumat (6/9/2024) sore.

Salah satunya Tari Puspa Daya yang dipersembahkan Lokatari Art. Tari kontemporer yang memadukan unsur gerak tradisi itu dimainkan puluhan penari perempuan yang mengenakan kostum dan payung serbamerah.

Advertisement

Meski awalnya gerak tubuh para penari digambarkan dengan lemah gemulai, di tengah pentas gerakan mereka berubah menjadi lebih tegas. Gerak tegas yang cenderung maskulin itu menceritakan tentang perempuan Jawa yang tidak kalah kuat dibanding laki-laki.

Penampilan lain yang tidak kalah memukau adalah penampilan Black Swan persembahan dari desainer kain wastra, Dian Oerip. Puluhan penari laki-laki memainkan tari Black Swan.

Tari kontemporer itu diiringi musik dengan beat yang cepat. Gerak tari yang dipertontonkan pun penuh dengan atraksi akrobatik. Beberapa kali para penari sampai salto.

Koreografi yang apik dan gerak tari yang kompak memukau ratusan penonton yang hadir. Tidak hanya gerak, kostum yang digunakan, yakni kain tenun warna hitam, menambah estetik atraksi para penari.

Dian sengaja menghadirkan ragam motif kain tenun dari seluruh Indonesia. Dia sengaja memilih kain tenun warna hitam untuk membawa pesan kesunyian para penenun Indonesia. Terlebih kreator tenun tidak banyak mendapatkan perhatian di Tanah Air.

Acara pembukaan ditutup dengan mencoret payung putih di atas panggung bersama tamu undangan sebagai simbol dibukanya Fespin 2024 selama tiga hari ke depan.

Wali Kota Solo Teguh Prakosa, Direktur Event Nasional dan Internasional Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Fransiskus Handoko, hingga KGPAA Mangkunagoro X turut hadir dalam pembukaan Fespin 2024.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif