by Ponco Suseno - Espos.id Solopos - Senin, 27 April 2020 - 22:23 WIB
Esposin, KLATEN -- Upaya Polres Klaten mencegah gelombang mudik direspons pemudik. Seorang pemudik asal Jakarta memilih patuh ketimbang melanjutkan perjalanannya.
Pada Minggu-Senin (26-27/4), Satlantas Polres Klaten memaksa 30 pengendara roda empat milik pemudik putar balik di perbatasan Prambanan.
Puluhan mobil tersebut adalah milik pemudik yang ingin pulang kampung ke Klaten dan sekitarnya. Mereka dalam perjalanan dari Jogja ke Klaten.
Larangan Mudik, 655 Kendaraan Dipaksa Putar Balik dari Jateng
Salah seorang pemudik yang mengendarai kendaraan roda empat asal Jakarta, Arfian, menerima dirinya harus putar balik saat ingin masuk Klaten di pintu perbatasan Klaten-Sleman.“Iya, saya akan putar balik. Enggak apa-apa, saya menerima hal ini [untuk putar balik],” kata dia saat ditemui wartawan di Prambanan, Senin.
Berdasarkan pantauan Esposin, patroli kendaraan milik pemudik asal luar daerah/luar kota dipusatkan di pos perbatasan Klaten (Jateng)-Sleman (Jogja), tepatnya di Prambanan, Klaten. Patroli dilakukan secara acak, baik pagi, siang, sore, dan malam hari.
Hand Sanitizer Bantuan Kemensos Berstiker Fotonya, Bupati Klaten: Salah tempel
Selama menggelar patroli yang waktunya tak ditentukan itu, Satlantas Polres Klaten berkoordinasi dengan jajaran Polda DIY.Kasatlantas Polres Klaten, AKP Bobby Anugrah Rachman, mewakili Kapolres Klaten, AKBP Wiyono Eko Prasetyo, mengatakan selain tindakan memaksa kendaraan pemudik putar balik, polisi juga aktif mengedukasi pengguna jalan di Solo-Jogja agar menaati protokol pencegahan Covid-19.
Hal itu termasuk mengenakan masker dan menjaga jarak saat berkendara. Imbauan dilakukan selama 24 April 2020-7 Mei 2020.
Nekat Mudik, 30-an Mobil Pemudik Klaten Dipaksa Putar Balik di Prambanan
Disinggung tentang jumlah pemudik di Klaten, AKP Bobby Anugrah Rachman mengatakan sejauh ini belum ada lonjakan jumlah pemudik, meski sudah ada pemudik diminta putar balik.Meski demikian, pemantauan arus mudik tetap dilakukan hingga 37 hari dimulai Jumat (24/4/2020).
“Kami cukup terbantu dengan anggota dari daerah lain yang melakukan hal yang sama [seperti di Jawa Barat]. Sehingga pemudik yang masuk ke Klaten belum begitu signifikan,” ujarnya.