Langganan

Dinilai Terlalu Murah, Tarif BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri Diusulkan Naik - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Muhammad Diky Praditia  - Espos.id Solopos  -  Kamis, 4 Juli 2024 - 17:54 WIB

ESPOS.ID - Penumpang menunggu keberangkatan BRT Trans Jateng di halte Terminal Tipe A Wonogiri, Rabu (3/7/2024). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Esposin, WONOGIRI -- Konsorsium pengelola Bus Rapid Transit atau BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri mengusulkan agar tarif menumpang BRT dinaikkan. Tarif yang saat ini berlaku dinilai masih terlalu murah.

Mereka berharap Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bisa menaikkan tarif tersebut. Koordinator Konsorsium BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri, Edi Purwanto, menilai tarif menumpang BRT Trans Jateng yakni Rp4.000/orang untuk umum dan Rp2.000/orang untuk pelajar, lansia, buruh, dan veteran masih rendah.

Advertisement

Dengan tarif itu, berdasarkan hitung-hitungan bisnis tidak terlalu menguntungkan bagi konsorsium pengelola meskipun sudah disubsidi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

”Empat bulan lalu kami sudah berkomunikasi kepada Balai Transportasi Jawa Tengah terkait penaikan tarif itu. Tetapi memang belum bisa [naik],” kata Edi saat dihubungi Esposin, Kamis (4/7/2024).

Advertisement

”Empat bulan lalu kami sudah berkomunikasi kepada Balai Transportasi Jawa Tengah terkait penaikan tarif itu. Tetapi memang belum bisa [naik],” kata Edi saat dihubungi Esposin, Kamis (4/7/2024).

Edi mengatakan kenaikan tarif yang diusulkan itu tidak terlalu tinggi, yaitu Rp7.000/orang untuk umum dan Rp4.000/orang untuk pelajar, buruh, dan veteran. Menurutnya, tarif tersebut masih terjangkau masyarakat. Di samping itu, konsorsium juga bisa mendapatkan laba dari bisnis transportasi tersebut.

Meski demikian, konsorsium menyadari perubahan tarif itu tidak bisa dilakukan begitu saja. Hal ini mengingat tarif BRT berlaku sama untuk semua koridor BRT Trans Jateng.

Advertisement

Dia menambahkan load factor atau tingkat keterisian penumpang BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri mencapai 99%. Artinya transportasi umum itu menjadi angkutan umum andalan bagi warga Wonogiri, Sukoharjo, dan Solo untuk bepergian.

Penambahan Unit Armada

Faktor itu pula yang menjadi alasan unit armada BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri ditambah satu unit menjadi 15 bus yang beroperasi reguler dan satu unit sebagai cadangan. Sebelumnya, armada BRT Trans Jateng sebanyak 14 unit reguler ditambah satu cadangan.

Kepala Seksi Operasional Balai Transportasi Jawa Tengah, Bayu Pramono Jati, menyebutkan tarif BRT Trans Jateng sudah ditetapkan dalam Peraturan Gubernur. Penentuan tarif penumpang BRT Trans Jateng harus melalui kajian antara lain melihat kemampuan dan kemauan masyarakat dalam membayar tarif yang dikenakan.

“Pengoperasian BRT Trans Jateng terus kami evaluasi rutin. Penentuan kebijakan terkait angkutan ini harus sesuai dengan hasil kajian dan evaluasi,” ujar dia kepada Esposin, Kamis.

Advertisement

Bayu tidak bisa memastikan apakah di kemudian hari tarif BRT Trans regional bisa berubah atau tidak. Menurutnya, hal demikian tidak bisa dikira-kira, melainkan harus berdasarkan kajian akademis.  “Kita lihat dulu evaluasinya bagaimana nanti,” katanya.

Dia mencontohkan penambahan armada BRT Trans Jateng untuk rute Solo-Wonogiri sebanyak satu unit dan Semarang-Kendal sebanyak dua unit itu hasil dari evaluasi dan kajian.

Load factor di dua rute itu lebih dari 90%. Saat jam sibuk, waktu tunggu penumpang BRT Trans Jateng terlalu lama karena bus selalu penuh. Maka dari itu, perlu ada penambahan unit armada bus.

Advertisement

”BRT Trans Jateng Semarang-Kendal sudah beroperasi selama lima tahun. Load factor di rute itu konsisten tinggi, makanya kami tambah dua unit bus. Sementara BRT Trans Jateng baru beroperasi setahun, makanya baru kami tambah satu unit dulu sembari kami evaluasi untuk melihat load factor ke depan,” ungkapnya.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif