Langganan

Diiming-imingi Rp1.000/Ekor, Warga Desa Pengkok Sragen Bantai 3.500 Ekor Tikus - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Muh Khodiq Duhri  - Espos.id Solopos  -  Sabtu, 18 Juli 2020 - 03:20 WIB

ESPOS.ID - Warga Desa Pengkok mengikuti geropyokan tikus di lahan pertanian desa setempat, Jumat (17/7/2020). (Istimewa/Sugimin)

Esposin, SRAGEN -- Sekitar 3.500 ekor tikus yang menjadi hama tanaman di Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung, Sragen, berhasil dimusnahkan dalam geropyokan massal yang digelar Jumat (17/7/2020).

Di Tengah Pandemi, Hampir 1.000 Penerima Bantuan PKH di Klaten Undur Diri

Advertisement

Lebih dari 750 warga mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga kakek-kakek dikerahkan untuk memusnahkan tikus itu. Semangat warga makin bertambah karena satu ekor tikus yang berhasil dibunuh bakal diganti uang Rp1.000 oleh Pemerintah Desa Pengkok.

Geropyokan tikus itu digelar di sembilan lokasi berbeda secara serentak di area lahan seluas 350 hektare yang terbagi di tiga kebayanan di Desa Pengkok.

“Untuk menangkap tikus itu, warga hanya bermodal linggis, kayu dan sarung tangan. Linggis digunakan untuk membongkar lubang tanah yang jadi tempat persembunyian tikus. Linggis itu pula yang dipakai untuk membunuh tikus itu. Ada ratusan lubang di tanah. Satu lubang bisa berisi 25-50 ekor tikus, bahkan lebih dari itu,” ujar Kepala Desa Pengkok, Sugimin, kepada Esposin selesai geropyokan.

Advertisement

Renita Pramugari Cantik Pedagang Kopi di Klaten Masih Jomblo, Tapi....

Geropyokan tikus itu digelar kali kedua dalam bulan ini. Pada Jumat (10/7/2020), geropyokan tikus di Desa Pengkok Sragen juga dilaksanakan. Hasilnya, warga bisa membasmi lebih dari 3.000 ekor tikus.

Bedanya, pada geropyokan tikus pada pekan lalu, warga tidak diberi hadiah Rp1.000/ekor tikus. “Sekarang kami beri hadiah Rp1.000/ekor. Karena bisa dapat 3.500 ekor tikus, maka kami harus mengeluarkan uang Rp3,5 juta kepada warga untuk dibagi rata. Tidak apa-apa, yang penting tanaman petani aman dari gangguan hama tikus,” papar Sugimin.

Hama Tikus

Sugimin menjelaskan, hama tikus sudah menyerang tanaman padi sebelum dipanen pada musim tanam (MT) II. Tidak hanya tikus, tanaman juga mendapat gangguan dari hama potong leher dan wereng.
Advertisement

Tes Covid-19 di Jateng Rendah Versi WHO, Ini Jawaban Ganjar

Akibatnya, hasil panen petani pada MT II turun hingga 50%. Geropyokan tikus itu digelar untuk menyongsong dimulainya MT III. Pada saat ini, sebagian besar lahan pertanian milik petani memang masih bera.

Namun, tikus-tikus itu bersembunyi di balik rongga tanah. Oleh petani, ribuan bangkai tikus hasil tangkapan mereka dimasukkan dalam karung. Selanjutnya, bangkai tikus itu dikubur di lahan dengan kedalaman 1-2 meter.

“Kegiatan ini akan kami gelar lagi di kemudian hari. Mudah-mudahan, MT III lebih aman dari gangguan hama tikus,” terang Sugimin.

Advertisement
Jafar Sodiq Assegaf - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif