by Wahyu Prakoso - Espos.id Solopos - Senin, 25 April 2022 - 21:09 WIB
Esposin, SOLO -- Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyatakan siap menindaklanjuti surat dari Koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI) agar segera menerbitkan larangan perdagangan daging anjing untuk konsumsi di Kota Bengawan.
Namun, pelarangan itu juga harus disertai solusi agar mereka yang selama ini melakukan jual beli daging anjing benar-benar berhenti dan tidak kembali lagi. Gibran mempertanyakan apakah DMFI punya solusi untuk masalah itu.
“Setop-setop ora kei solusi sing mumet aku [Setop-setop tidak kasih solusi yang pusing saya],” papar Gibran menanggapi surat dan aksi bisu DMFI di Balai Kota Solo, Senin (25/4/2022).
Koalisi DMFI kembali melayangkan surat ke Pemkot Solo mengenai bahaya perdagangan dan konsumsi daging anjing di Solo. Mereka juga menggelar aksi bisu sambil membentangkan spanduk.
Baca Juga: DMFI Sesalkan Sikap Pemkot Solo Masih Beri Toleransi Perdagangan Daging Anjing
Berdasarkan pantauan Esposin, ada belasan orang yang mengikuti aksi serta mengirim surat ke Kantor Wali Kota Solo. Petugas keamanan dan polisi berjaga di sekitar peserta aksi yang belangsung 30 menit tersebut.
Sejumlah aspirasi dituliskan pada poster dan spanduk, antara lain bertulis "Stop Konsumsi Daging Anjing! Anjing Bukan Makanan! Banyak Kota/Daerah Buat Pelarangan, Surakarta Kapan?".
Petugas Investigasi dan Humas Lapangan DMFI, Mustika, mengaku mengirimkan surat kepada Wali Kota Solo mengenai maraknya perdagangan daging anjing untuk konsumsi di Kota Solo. Namun, Pemkot Solo belum ada tindakan nyata seperti yang disampaikan Gibran kepada DMFI beberapa bulan lalu.
Baca Juga: Stop Konsumsi Daging Anjing! DMFI Aksi Bisu di Balai Kota Solo
Mustika menjelaskan ada puluhan warung yang menjual olahan daging anjing di Kota Solo. Daging anjing dipasok dari Jawa Barat ke Soloraya. Jumlah anjing yang didistribusikan ke Soloraya lebih kurang 600 ekor per bulan.
Baca Juga: Wadaw! Konsumsi Daging Anjing di Solo Tertinggi Se-Indonesia
“Kami ingin wali kota segera memikirkan untuk kesehatan warga Solo. Perdagangan ini tidak hanya berdampak kepada warga yang mengonsumsi namun masyarakat umum. Kan ada limbahnya, mereka melakukan penjagalan di luar rumah potong hewan,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, aktivitas perdagangan daging anjing untuk konsumsi berpotensi menularkan rabies dan penyakit ada zoonosis lainnya. Hewan yang terpapar bisa menyebarkan ke hewan ternak lainnya.