Langganan

Dialog Ketahanan Pangan, Petani Klaten Curhat Masalah Pupuk ke Ambar Soeseno - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Taufiq Sidik Prakoso Brand Content  - Espos.id Solopos  -  Minggu, 14 Juli 2024 - 12:18 WIB

ESPOS.ID - Tokoh masyarakat Klaten, Ambar Soeseno, membuka dialog bertajuk Program Ketahanan Pangan Peduli Petani Klaten di PT Centra Biotech Indonesia, Desa Pasungan, Kecamatan Ceper, Klaten, Sabtu (13/7/2024). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Esposin, KLATEN -- Ratusan petani dari berbagai daerah mengikuti dialog bertajuk Program Ketahanan Pangan Peduli Petani Klaten di PT Centra Biotech Indonesia, Desa Pasungan, Kecamatan Ceper, bersama tokoh masyarakat Klaten, Ambar Soeseno, Sabtu (13/7/2024).

Pada kesempatan itu, petani diajak mulai beralih ke pertanian organik menyusul peluang pasar yang kini kian terbuka lebar. Kegiatan itu digagas Ambar Soeseno yang merupakan koordinator Gerakan Ayo Sejahtera (Gaspol) Klaten berkolaborasi dengan PT Centra Biotech Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang produk pertanian organik.

Advertisement

Dialog itu dilatarbelakangi kondisi sektor ketahanan pangan yang masih diliputi berbagai persoalan mulai dari sisi produksi hingga tata niaga produk pertanian.

Sekitar 250 petani mengikuti kegiatan itu. Mereka berasal dari berbagai kelompok tani serta dari Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) hingga Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Dialog berlangsung cair. Para petani mengajukan pertanyaan seputar masalah penggunaan pupuk dan pestisida organik.

Advertisement

Sekitar 250 petani mengikuti kegiatan itu. Mereka berasal dari berbagai kelompok tani serta dari Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) hingga Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Dialog berlangsung cair. Para petani mengajukan pertanyaan seputar masalah penggunaan pupuk dan pestisida organik.

Ada pula yang mencurahkan isi hati (curhat) ihwal tata niaga produk pertanian. Seperti yang disampaikan salah satu petani asal Kecamatan Manisrenggo, Klaten, Suradi.

“Di Klaten itu terkait pertanian dari semua hasil produk pertanian ada. Namun, masih ada kendala. Pertama, terkait pupuk. Kedua, menjual hasil panen. Ketika petani memiliki hasil melimpah, justru negara impor. Harapan kami kepada Pak Ambar yang memiliki jaringan luas di pemerintah pusat bisa mengurai kendala kami, dalam hal tata niaga pertanian. Tujuannya tidak lain untuk mengubah pertanian menjadi lebih baik,” kata Suradi.

Advertisement

"Harapan kami dari kegiatan hari ini, bisa beralih atau minimal mengubah pola tata cara mereka mengolah pertanian dengan teknologi terbarukan. Kemudian mulai beralih ke organik karena lebih murah dan hasilnya maksimal," tutur Ambar.

Dia tak memungkiri untuk mengubah pola pikir petani ke arah organik tak mudah. Apalagi, selama bertahun-tahun petani menggantungkan kebutuhan pada pupuk kimia.

Pertanian Organik

"Dengan memakai pupuk kimia atau pupuk sintetis itu lebih mudah. Tetapi kalau tadi seperti yang dijelaskan ternyata pupuk sintetis ada dampaknya ke depan terkait dengan kesuburan tanah," imbuh Ambar.

Dia melanjutkan saat ini di kota-kota besar seperti Jakarta, ada perubahan konsumsi masyarakat yang mulai beralih ke produk organik mulai dari beras, sayuran, hingga daging. Meningkatnya kesadaran untuk mengonsumsi produk yang lebih sehat itu membuka peluang besar untuk mengembangkan pertanian maupun peternakan organik.

Advertisement

"Nah dari kesempatan ini kami mencoba menyosialisasikan, mendampingi, dan memfasilitasi sahabat-sahabat petani di Klaten untuk pelan-pelan mulai berubah ke pertanian organik, menggunakan pupuk hayati," ucap Ambar.

Soal pemasaran, Ambar bakal mencoba memfasilitasi petani untuk memperluas pasar mereka. Dengan menghasilkan produk pertanian organik, nilai jual produk pertanian mereka meningkat.

Ambar juga mendorong para petani tak menjual produk dalam bentuk gabah. Dia berharap petani bisa menjual produk dalam bentuk beras dengan pengemasan dan memiliki merek sendiri. Hal itu terinspirasi dari pertanian di Jepang.

Advertisement

"Kami coba fasilitasi dan dampingi dengan kawan-kawan jaringan perusahaan yang ada di kota-kota besar," ulas Ambar.

Ketua Gaspol Klaten, Indiarto, menjelaskan kegiatan itu digelar untuk mengolaborasikan petani dengan korporasi yang sudah memiliki pengalaman panjang dalam pengembangan pupuk dan pestisida hayati.

Tujuannya mengembalikan kesuburan tanah serta meningkatkan produksi pertanian. "Kami ingin memberikan gambaran kepada teman-teman petani agar beralih atau mengurangi penggunaan pupuk kimia," jelas Indiarto.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif