Langganan

Di Balik Slogan Solo The Spirit Of Java, Ternyata Begini Ceritanya - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Suharsih  - Espos.id Solopos  -  Kamis, 26 Mei 2022 - 21:38 WIB

ESPOS.ID - Logo Solo The Spirit Of Java. (soloposfm.com)

Esposin, SOLO -- Tulisan Solo The Spirit Of Java bisa dijumpai hampir di seluruh sudut Kota Solo. Biasanya pada media branding promosi pariwisata dan event budaya.

Bagi warga asli dan pendatang yang lama tinggal di Solo dan sekitarnya yang kerap disebut Soloraya mungkin sudah tidak asing atau bahkan sudah paham arti slogan ini. Namun bagi warga luar Soloraya, mungkin kurang paham artinya.

Advertisement

Berdasarkan informasi yang Esposin himpun dari berbagai sumber, slogan Solo The Spirit Of Java lahir sebagai bagian upaya memperkuat otonomi daerah Soloraya dengan Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa. Saat itu, sekitar 2005, daerah-daerah di Indonesia saling berlomba untuk mempromosikan potensi masing-masing agar mendapat perhatian hingga level internasional.

Solo sebagai daerah yang mengandalkan sektor perdagangan dan pariwisata untuk perputaran ekonominya dan kental dengan budaya Jawanya memiliki ide membuat slogan sebagai branding untuk pemasaran pariwisata dengan budaya Solo sebagai daya tarik.

Solo sebagai jiwanya Jawa, pusat kebudayaan Jawa, terukir lewat slogan Solo The Spirit of Java tersebut. Menurut artikel di laman uns.ac.id, November 2017, slogan tersebut dibuat pada 2005 dan disahkan pada 2008 melalui peraturan bersama kepala daerah se-Soloraya.

Advertisement

Baca Juga: Gibran & Bagyo Ngobrol Brand Solo the Spirit of Java, Mau Dibawa ke Mana?

Dosen Prodi Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Taufik Murtono, dalam tulisannya di kolom gagasan yang diunggah Esposin, 13 Maret 2013 lalu, menyebutkan slogan itu lahir dari sayembara yang digelar Pemkot Solo. Pemenangnya adalah Dwi Endang Setyorini.

Pembuatan Logo Butuh 6 Bulan

Kemudian tampilan visual logo The Spirit Of Java dibuat oleh perusahaan periklanan pemenang pitching, Freshblood Indonesia. Dalam pembuatan gambar logo itu, Freshblood Indonesia didampingi tim konsultan desain Optimaxi dari Jakarta yang berada di bawah pengawasan GTZ-RED.

Perancangan gambar visual slogan Solo The Spirit Of Java sebagai representasi kawasan Soloraya membutuhkan waktu sekitar enam bulan. Puncaknya saat sosialisasi yang melibatkan perwakilan tujuh wilayah kabupaten/kota Soloraya di Ballroom Hotel Quality (sekarang Hotel Sunan).

Advertisement

Baca Juga: Jateng-DIY Pakai Java, Solo Tetap Spirit of Java

Setelah diluncurkan sebagai sarana branding pariwisata dan budaya, berbagai event digelar untuk menghidupkan slogan tersebut. Berbagai festival hingga konferensi tingkat dunia digelar di Solo dengan harapan bisa mendatangkan multiplier effects bagi sektor pariwisata dan ekonomi.

Selain itu sebagai upaya menerjemahkan slogan The Spirit Of Java itu, berbagai warisan budaya Jawa juga dijadikan ornamen pada kendaraan umum maupun wisata di Solo. Misalnya di bodi bus Batik Solo Trans (BST) dihias gambar tokoh pewayangan.

Kemudian nama Jaladara pada kereta uap atau sepur kluthuk sebagai kendaraan wisata juga diambil dari cerita pewayangan Mahabarata. Konon dalam cerita itu disebutkan Jaladara merupakan nama kereta milik Prabu Kresna.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif