Langganan

Daerah di Boyolali ini Dulunya Memegang Animisme dan Dinamisme - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Ni’matul Faizah  - Espos.id Solopos  -  Minggu, 20 Maret 2022 - 21:30 WIB

ESPOS.ID - More than just publish.

Esposin, BOYOLALI -- Ratusan orang berduyun-berduyun datang menuju makam Puroloyo, Tunggulsari, Sukabumi, Cepogo, Boyolali, Minggu (20/3/2022) pagi. Sadranan telah menjadi tradisi turun-temurun di daerah tersebut.

Sesepuh Desa Sukabumi, K.H. Maskuri, mengatakan tradisi sadrananan telah ada sejak sekitar tahun 1450. Tradisi tersebut dimulai ketika salah satu murid Sunan Kalijaga yang berasal dari Demak, Syeh Ibrahim, datang ke daerah Sukabumi untuk berdakwah.

Advertisement

Pada waktu itu, masyarakat di Sukabumi, Cepogo, Boyolali masih memegang kepercayaan animisme dan dinamisme. Syeh Ibrahim kemudian melebur menjadi satu dengan masyarakat dengan menggunakan nama Mbah Bonggol Jati.

Baca Juga: Tenongan saat Sadranan Selalu Berbentuk Lingkaran, Ini Filosofinya?

“Masyarakat zaman itu sudah memiliki sifat berkumpul dan bersama-sama. Kemudian, Mbah Bonggol Jati hadir mendakwah. Memakai metode seperti sadranan itu. Ada pengajiannya, ada zikir, tahlil, ada sedekah,” kata Maskuri kepada Esposin saat ditemui di Makam Puroloyo, Minggu (20/3/2022).

Advertisement

Saat sadranan, warga di Sukabumi memiliki tradisi membawa tenongan ke makam. Hal itu pun telah berlangsung sejak lama. Awalnya tenongan warga terbuat dari bambu. Saat sekarang, kebanyakan sudah menggunakan tenongan dari logam. Tenongan logam terbuat dari stainless steel dan aluminium sehingga awet digunakan.

K.H. Maskuri, mengatakan tradisi sadranan di Sukabumi, Cepogo, tidak ada ketentuan makanan yang harus dibawa. Namun, bentuk tenongan yang lingkaran telah menjadi pakem sejak zaman dahulu.

Baca Juga: Sadranan di Sukabumi Boyolali Berawal dari Murid Sunan Kalijaga

Advertisement

“Arti dari lingkaran itu, kita hidup bersama-sama dan rukun. Harus menyatu dengan alam, dengan tetangga, dengan siapa pun. Tenong itu kan melingkar, jadi saling berkaitan,” kata dia.

Advertisement
Ponco Suseno - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif