by Candra Mantovani - Espos.id Solopos - Kamis, 18 November 2021 - 19:37 WIB
Esposin, SUKOHARJO -- Di Desa Langenharjo, Grogol, Sukoharjo, terdapat satu pesanggrahan yang konon merupakan peninggalan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat hampir 200 tahun lalu. Pesanggrahan Langenharjo namanya.
Seorang pria berblangkon dan berkaus hitam tampak sedang duduk bersantai saat Esposin memasuki komplek pesanggrahan tersebut, Rabu (17/11/2021). Ia mengamati lingkungan sekitar sembari sesekali memberi arahan pria lain di dekatnya yang sedang membersihkan taman di tempat tersebut.
Pria itu bernama GPH Soeryo Wicaksono yang akrab dipanggil Gusti Nino dan sekarang bertanggung jawab mengelola dan merawat Pesanggrahan Langenharjo. Esposin kemudian berbincang dengan Gusti Nino.
Ia bercerita Pesanggrahan Langenharjo di Sukoharjo merupakan salah satu tempat bersejarah bagi keluarga Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat khususnya Paku Buwono IX. Lokasi tersebut merupakan tempat PB IX melakukan tirakat atau bertapa sebelum dinobatkan sebagai Raja semasa muda.
Baca Juga: Tanggul Colo Barat Retak, 95 Keluarga Weru Sukoharjo Terancam Banjir
“Singkat cerita, dulu itu PB IX yang masih di kandungan permaisuri merupakan putra dari PB VI yang ikut diasingkan Belanda bersama Pangeran Diponegoro karena ikut membantu melawan penjajah pada 1830-an,” jelas Gusti Nino mengawali cerita.
Setelah PB VII dan VIII meninggal tanpa memiliki putra mahkota, lanjut Gusti Nino, PB IX menjadi satu-satunya penerus takhta. Karena termasuk calon raja yang tidak diharapkan penjajah, PB IX melakukan tirakat selama bertahun-tahun di tempat ini untuk mencari petunjuk.
Bahkan, Gusti Nino mengklaim sejumlah nama besar tokoh Indonesia sempat bertirakat di Pesanggrahan Langenharjo. “Ada beberapa tokoh-tokoh contohnya Gus Dur dan Jokowi juga sempat datang untuk bertirakat sebentar. Bahkan orang-orang dari luar negeri juga sempat datang dan menginap bertirakat di sini,” kata Gusti Nino.
Baca Juga: Solo Baru Ternyata Pernah Jadi Lokasi Syuting Film Sunan Kalijaga
Kini, Gusti Nino mengatakan meski sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya (BCB), perhatian pemerintah terkait kelestarian Pesanggrahan Langenharjo sangat minim. Ia mengatakan saat ini kondisi sejumlah bangunan sudah rusak dan hanya diperbaiki menggunakan dana hasil donasi masyarakat.
Ia berharap Pesanggrahan Langenharjo Sukoharjo lebih mendapatkan perhatian dari pemerintah. “Setiap perbaikan pakai uang dari donasi. Contohnya pendapa yang sisi kirinya sudah bukan aslinya karna lapuk dan hampir roboh. Sekarang sudah diganti galvalum,” bebernya.
Bagian atap, tembok pagar juga sudah ambrol dan sekarang dibangun baru. Gusti Nino menyayangkan hal itu karena bangunan tersebut termasuk situs bersejarah. Jika dikembangkan dan dirawat bisa menjadi potensi wisata sejarah.