by Sri Sumi Handayani - Espos.id Solopos - Kamis, 6 Februari 2020 - 16:18 WIB
Esposin, KARANGANYAR - Dispertan PP Kabupaten Karanganyar menganjurkan petani menggunakan metode tanam serempak untuk menanggulangi serangan hama tikus.
Data yang dihimpun Esposin, dari Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Pengamat Hama Penyakit (PHP) Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (Dispertan PP) Kabupaten Karanganyar tikus menyerang 65 hektare (ha) sawah di Kabupaten Karanganyar hingga 31 Januari 2020.
Joko menyampaikan area persawahan yang rawan serangan tikus adalah sawah yang menggunakan teknik bercocok tanam terasering, dekat aliran sungai, dan banyak batuan. Lokasi itu cocok digemari tikus.
"Kami mendistribusikan pestisida tikus berbentuk sulfur atau belerang dan umpan. Sesuai permintaan. Ini Jumantono, Jaten, dan Tasikmadu yang meminta. Sebetulnya membasmi tikus itu enggak susah. Kuncinya kompak. Gunakan metode tanam serempak mulai dari pengolahan tanah, sebar benih, tanam, pemupukan, dan panen. Jangan ada selang waktu terlalu jauh. Lalu berkomunikasi dengan pemerintah ketika terjadi serangan," kata Joko saat ditemui Esposin di ruang kerjanya, Rabu (5/1/2020).
"Setahu kami tidak ada dana untuk pengadaan pestisida, sarana pengendalian organisme pengganggu tanaman [OPT]. Tetapi kalau petani membutuhkan pestisida, kami mengajukan permohonan ke labpratorium pengamatan hama dan penyakit. Distribusi dari laboratorium itu kami bagikan kepada petani yang membutuhkan," tutur Indarjo.
"MT I ini belum ada laporan wereng. Tetapi kami tetap waspada pada cuaca seperti ini. Dua hama, yakni wereng dan tikus itu paling ditakuti petani. Semoga tidak ada serangan," imbuh Joko.