by Chrisna Chanis Cara Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Minggu, 6 Januari 2013 - 18:37 WIB
SOLO - Keberadaan car free day (CFD) di Jl Juanda Jebres sedang mendapat sorotan. Di saat popularitasnya tak kunjung mengilap, sejumlah kalangan terus bersuara agar CFD Juanda tetap dipertahankan. Kali ini, suara tersebut datang dari Ketua DPRD Solo, YF Sukasno.
Lelaki yang juga pelindung Paguyuban Senam Pawartos, Jebres, ini menilai CFD Juanda memiliki kelebihan tersendiri jika dimaksimalkan. “Sekarang mulai tumbuh bibit kreativitas dan kemandirian di sana. Memang harus terus disokong supaya pemanfaatannya maksimal,” ujarnya saat ditemui wartawan, Minggu (6/1/2013). Sukasno mencontohkan, jalur CFD sepanjang 3,8 kilometer ini telah menelurkan berbagai kegiatan dari SDN Warga, musik keroncong, Koes Plus-an dari Kelurahan Purwodiningratan, hingga paguyubannya sendiri yang beranggotakan 285 orang. “Saya tidak sepakat kalau kesuksesan CFD dipandang dari jumlah pengunjung. Tidak sesederhana itu,” ucapnya.
Menurut dia, perhelatan CFD Juanda justru masih memegang semangat awal CFD yakni menekan emisi gas buang. Selain itu, CFD yang diresmikan September 2011 ini juga tumbuh menjadi ruang interaksi yang apa adanya. “Adanya PKL di Juanda juga tidak masalah. Masih terkendali dam tidak mengganggu semangat CFD,” tuturnya.
Sukasno mendukung upaya Pemkot yang ingin menyemarakkan CFD Juanda. Menurutnya, CFD Juanda adalah lahan interaksi yang strategis bagi warga timur Kota Solo. “Ini ruang yang berharga bagi warga Solo bagian timur. Harus dipertahankan.”
Di lain sisi, pegiat karang taruna di Jebres, Joko Purwanto, mengaku prihatin dengan CFD Juanda yang seakan dianaktirikan Pemkot. Selama ini, pihaknya berupaya meramaikan CFD Juanda dengan sejumlah kegiatan budaya. Diketahui, karang taruna dan forum anak di Pucangsawit, Jagalan dan Purwodiningratan cukup sering menggunakan CFD Juanda untuk berkegiatan. “Semuanya berawal dari kepedulian. Kalau warganya sendiri tidak peduli, bagaimana ruang ini bisa terus hidup?,” pungkasnya.