by Candra Septian Bantara - Espos.id Solopos - Jumat, 3 Mei 2024 - 14:00 WIB
ESPOS.ID - Sejumlah pegawai Kantor Yayasan Pendidikan Warga Solo sedang mempelajari berbagai aplikasi atau perangkat lunak berbasis AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan, pada Jumat (26/4/2024). (Solopos.com/Candra Septian Bantara)
Esposin, SOLO-- Sebanyak 19 pegawai Kantor Pengembangan Yayasan Pendidikan Warga Solo mulai mempelajari berbagai aplikasi atau perangkat lunak berbasis AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan, pada Jumat (26/4/2024).
Kegiatan tersebut bertujuan membekali para pegawai dengan teknologi terbaru yang nantinya mempermudah pekerjaan mereka pada divisi masing-masing.
Marketing Communications Yayasan Warga Solo, Ishak, mengatakan bahwa pengenalan AI bagi para pegawai tidak lepas dari status Warga School--sebutan lain Yayasan Warga-- yang saat ini sudah berstatus sekolah cakap digital.
Di mana lingkungan sekolah Warga School saat ini sumber daya yang ada termasuk para pegawai kantor sudah melek dan menguasai produk digital baik dalam bentuk aplikasi maupun AI nantinya.
Di mana lingkungan sekolah Warga School saat ini sumber daya yang ada termasuk para pegawai kantor sudah melek dan menguasai produk digital baik dalam bentuk aplikasi maupun AI nantinya.
"Kami mulai mempelajari AI ini sebagai upaya kami untuk catch up atau mengikuti perkembangan zaman. Lebih dari itu, jika melihat perkembangan AI saat ini ternyata punya sisi positif di mana mampu mempermudah pekerjaan-pekerjaan para pegawai di kantor," katanya kepada Esposin, Selasa (30/4/2024).
Ishak menerangkan dalam materi pelajaran awal kali ini Warga School mencoba mengenalkan aplikasi Rows 2.0. Yakni aplikasi sejenis Microsoft Excel namun di dalamnya sudah terselip fitur AI.
Ishak mengaku pelatihan kepada para pegawai tentang penggunaan AI kali ini masih banyak dilakukan oleh pihak internal Warga School melalui Tim IT (Informasi dan Teknologi).
"Sebelumnya kami juga pernah ikut seminar terkait AI dan ke depan mungkin akan kami hadirkan expert atau ahli-ahli tertentu di bidang AI," jelasnya.
Lebih lanjut, Ishak menilai ke depan peran AI akan semakin krusial sehingga harapannya para pegawai bisa menguasai aplikasi-aplikasi sesuai dengan bidangnya.
"Misal bagi pegawai bidang keuangan, administrasi, perencanaan, hingga editing atau konten media, ke depan akan lebih dimudahkan pekerjaannya bila mereka menguasai satu aplikasi AI sesuai bidangnya," imbuh dia.
Warga School menurut Ishak dalam waktu dekat juga perlahan akan mencoba mengenalkan AI ini kepada para tenaga pengajar atau guru di sekolahnya. Harapannya dalam proses belajar mengajar tidak hanya berbasis IoT (Internet of Thing) atau digital, melainkan juga mampu mengenalkan ke para siswa terkait bagaimana memanfaatkan AI.
Bagi Ishak, pembelajaran AI bagi para pegawai kantor di Yayasan Pendidikan Warga merupakan langkah awal untuk menyiapkan kecakapan para pegawai, mengingat dalam waktu dekat Solo akan menjadi pusat Indonesian artificial intelligence nation atau pusat kecerdasan artifisial.
"Siapa tahu Warga School ke depan bisa jadi pusat sekolah AI di Solo juga, karena secara SDM dan fasilitas sudah kami siapkan sejak awal," jelas dia.
Sebelumnya, Solo menjadi incaran investor dalam pengembangan bidang teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Bahkan beberapa hari lalu Solo Technopark mendapatkan komitmen investasi senilai US$200 juta atau lebih kurang Rp3 triliun dari Indosat Ooredoo Hutchison dan Nvidia.
Dua raksasa perusahaan teknologi tersebut berencana membuat pusat AI di Solo Technopark pada 2024. Tak hanya itu, Apple lewat CEO-nya Tim Cook juga berencana menanamkan investasi di Bali dan Solo untuk membangung kecerdasan buatan atau AI Center.