Langganan

BUNUH DIRI SUKOHARJO : Sosok Sekdes Tanjung Dikenal Pendiam - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Bony Eko Wicaksono Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Kamis, 3 Desember 2015 - 23:40 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi korban meninggal karena diracun. (Googleimage)

Bunuh diri Sukoharjo, Sekdes Tanjung dikenal orang pendiam dan tak memperlihatkan kegelisahan.

Esposin, SUKOHARJO--Sekretaris Desa Tanjung, Kecamatan Nguter, Haryadi, 46, yang ditemukan tewas gantung diri pada Rabu (2/12/2015) malam dikenal sebagai sosok pendiam. Almarhum tak pernah memperlihatkan kegelisahan lantaran mempunyai masalah sebelum mengakhiri hidupnya dengan cara mengenaskan.

Advertisement

Pantauan Esposin di rumah duka, Kamis (3/12/2015), menyebutkan kerabat keluarga dan rekan kerja almarhum berdatangan untuk melayat. Tak hanya itu, teman-teman kuliah anak almarhum juga terlihat di rumah duka. Mereka mengucapkan rasa bela sungkawa atas kepergian almarhum untuk selamanya.

Namun, tidak satu pun kerabat keluarga almarhum yang bersedia memberikan informasi ihwal kematian Haryadi.

Seorang penjaga malam Balai Desa Tanjung, Kecamatan Nguter, Marzuki, mengatakan selama ini, almarhum dikenal mempunyai kepribadian yang baik. Sosok almarhum dikenal sangat pendiam. Namun, ia tetap bersosialisasi dengan masyarakat desa setempat. “Almarhum paling rajin bekerja di kantor. Dia selalu datang tepat waktu pada pagi hari,” kata dia, saat ditemui wartawan di Balai Desa Tanjung, Kecamatan Nguter, Kamis.

Advertisement

Almarhum diketahui tidak masuk kerja selama tiga hari. Para rekan kerja kali terakhir bertemu almarhum saat mengikuti upacara dalam rangka memperingati Hari Korpri pada Senin (30/11/2015). Setelah mengikuti upacara, almarhum tidak masuk kantor dan menghilang.

Marzuki mengaku mempunyai kenangan tersendiri terhadap sosok almarhum. Dia kali terakhir bertemu almarhum pada Sabtu (28/11/2015). Kala itu, ia dan almarhum mengikuti kegiatan jalan sehat yang diikuti seluruh perangkat desa di wilayah Kecamatan Nguter di Desa Pengkol. “Seusai jalan sehat, saya diminta untuk mengambil foto dirinya lewat telepon seluler [ponsel] milik almarhum. Sejak itu, saya tak pernah bersua lagi dengan almarhum,” ujar dia.

Dia tak menyangka almarhum nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Selama ini, almarhum tidak pernah berkeluh kesah lantaran mempunyai masalah. Marzuki dan rekan-rekan perangkat desa lainnya merasa kehilangan atas kepergian almarhum.

Advertisement

Hal senada diungkapkan Camat Nguter, Setyo Aji Nugroho. Menurut dia, almarhum mempunyai pribadi pendiam. Dia juga mengaku kaget bukan kepalang saat mengetahui kabar almarhum tewas gantung diri.

Menurut Camat, seusai mengikuti upacara, almarhum dan dua perangkat desa lainnya makan bersama di rumah makan di wilayah Kelurahan Begajah, Kecamatan Sukoharjo.

Seusai makan, dua perangkat desa lainnya pergi untuk mengurusi dana desa. Sementara almarhum berpamitan kembali ke kantor.

“Di lokasi kejadian ditemukan seragam batik khas Korpri dan tas milik almarhum. Almarhum memang mempunyai utang namun nominalnya secara terperinci saya tidak tahu,” kata dia.

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif