by Taufiq Sidik Prakoso - Espos.id Solopos - Sabtu, 20 Juni 2020 - 16:45 WIB
Esposin, KLATEN – Sekelompok guru di SMPN 2 Karangnongko, Klaten mengembangkan Budidakolponik untuk mengisi waktu di sela-sela pembelajaran online. Mereka membudidayakan lele dan aneka sayuran memanfaatkan barang bekas.
Tri Maretni bersama guru lainnya di SMPN 2 Karangnongko sibuk menata botol bekas ukuran gelas yang di dalamya diisi aneka bibit tanaman di halaman belakang sekolah. Bibit yang ditanam ada kangkung, bayam merah, hingga seledri.
Botol-botol itu dimasukkan ke lubang botol bekas air minuman dalam kemasan yang ditata rapi di atas kolam. Air dialirkan ke botol-botol tersebut melalui pipa-pipa. Sementara, kolam yang ada di bawahnya berisi bibit lele yang baru saja dimasukkan.
Pagi itu Maret bersama guru lainnya baru memulai tanam sayuran untuk periode kedua. Sistem budi daya tersebut mereka namai budi daya ikan dalam kolam dan tanaman hidroponik atau Budidakolponik.
Pagi itu Maret bersama guru lainnya baru memulai tanam sayuran untuk periode kedua. Sistem budi daya tersebut mereka namai budi daya ikan dalam kolam dan tanaman hidroponik atau Budidakolponik.
Tak Pernah ke Luar Kota, Perempuan Kartasura Sukoharjo Positif Covid-19, Kok Bisa?
"Sebelumnya sudah panen setelah masa tanam sekitar 40 hari. Hasil panen kami bagi-bagi di antara para guru," kata Maret yang menjadi salah satu guru mata pelajaran IPA saat ditemui Esposin, Jumat (19/6/2020).
Tak terkecuali Maret terutama saat mendapatkan jadwal piket. "Kami bergantian merawatnya. Kadang mengecek kalau airnya macet," kata Maret.
Aktivitas merawat tanaman dan membudidayakan ikan itu dilakukan untuk mengisi kegiatan di sela pembelajaran secara daring. Pembelajaran jarak jauh itu diterapkan sejak pertengahan Maret lalu menyusul pandemi Covid-19.
Misterius! Penampakan Kapal Karam di Sukabumi Terlihat di Google Maps
Namun, kegiatan budi daya tanaman serta ikan itu terhenti setelah muncul peraturan siswa belajar dari rumah mereka untuk sementara waktu. Alhasil, kegiatan dilanjutkan para guru di sekolah setempat yang berjumlah sekitar 45 orang. Mereka bergantian merawat sayuran ketika mendapat jatah piket.
Meski memiliki kesibukan merawat tanaman dan budi daya ikan, pembelajaran jarak jauh dipastikan tak terbengkalai. Aktivitas merawat tanaman dan budi daya ikan dilakukan seusai guru memberikan pembelajaran melalui berbagai platform.
Rentan Covid-19, Perempuan Hamil Ini Rela Jadi Buruh Gendong di Pasar Legi Solo
"Jadi tetap ada pengawasan pembelajaran daring yang kami konsep dengan memanfaatkan google form atau google classroom," urai Anik.
Anik menjelaskan aktivitas merawat tanaman dan budi daya ikan atau budidakolponik itu dimaksudkan untuk mengisi kesibukan para guru. Sebab, lebih dari dua bulan terakhir tak ada aktivitas pembelajaran tatap muka dengan siswa.
"Tidak hanya kegiatan merawat tanaman. Kami isi waktu sela itu dengan mengecat dan merawat tanaman agar guru tetap bisa produktif," kata dia.