by Hijriyah Al Wakhidah Muh Khodiq Duhri - Espos.id Solopos - Rabu, 6 Oktober 2021 - 15:23 WIB
Esposin, BOYOLALI — Enam tahun lalu, kebakaran di Gunung Merbabu yang terjadi selama sepekan sejak Minggu (27/9/2015), telah menghanguskan 270 hektare lahan hutan.
Esposin pada Selasa (6/10/2015) mengabarkan dampak dari kebakaran yang terjadi di lereng Gunung Merbabu itu.
Pada saat itu, Komandan SAR Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo, mengatakan kobaran api sudah merambah ke kawasan hutan lindung dan lahan warga.
“Kami perkirakan total hutan yang sudah terbakar ada 270 hektare,” kata Kurniawan, kepada Esposin, Senin (5/10/2015).
“Kami perkirakan total hutan yang sudah terbakar ada 270 hektare,” kata Kurniawan, kepada Esposin, Senin (5/10/2015).
Baca Juga: Antisipasi Kebakaran Hutan Lindung, Perhutani Adaptasi Hydrant
Kebakaran hutan Gunung Merbabu terjadi wilayah Ampel, tepatnya sektor Ngagrong. Namun, saat ini terdeteksi titik api mulai muncul di kawasan Wekas, Kabupaten Magelang dan Tekelan, Kabupaten Semarang.
Personel gabungan baik dari unsur TNI, sukarelawan, BPBD, BTNGm, Basarnas, dan unsur masyarakat lainnya mulai kelelahan karena sudah sepekan bekerja memadamkan api.
Baca Juga: Waspada! Ini 3 Pemicu Kebakaran Hutan Di Karanganyar Menurut Perhutani
Sebanyak 60-an petugas gabungan naik ke lokasi kebakaran setiap harinya dan baru turun pada petang hari.
Ketua Remaja Pecinta Alam (Rempala) Merbabu, Joko Yuwono, menjelaskan saking besarnya api yang masih membakar hutan, kepulan asap tebal masih terlihat dari lereng gunung di wilayah Kecamatan Ampel. Kepulan asap terlihat dari sejumlah titik.
“Titik api menyebar. Kondisi ini yang membuat api sulit dipadamkan.”
Baca Juga: Kebakaran Hutan Lindung di Situbondo
Untuk sementara ini, BPBD masih menyimpulkan kebakaran yang terjadi di Gunung Merbabu disebabkan oleh ulah pendaki yang kurang bertanggung jawab.
Di musim kemarau, Balai Taman Nasional Gunung Merbabu telah menutup jalur pendakian hingga awal musim penghujan. Namun, banyak pendaki yang nekat naik lewat jalur-jalur tikus.