Langganan

Bengawan Solo Sering Tercemar, Begini Cara PDAM Solo Jaga Kualitas Air Bersih - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Candra Septian Bantara  - Espos.id Solopos  -  Sabtu, 8 Juni 2024 - 09:16 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi dropping air bersih (Solopos-Whisnupaksa Kridhangkara)

Esposin, SOLO-- Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Toya Wening Solo memastikan pencemaran Sungai Bengawan Solo yang terjadi beberapa waktu lalu tak memengaruhi kualitas air bersih yang disalurkan kepada para pelanggannya. 

Hal itu disampaikan Bidang Humas PDAM Solo, Wahyu, saat ditemui Esposin, Selasa (4/6/2024), di Solo. Wahyu menilai kasus pencemaran Sungai Bengawan Solo memang bukan kejadian kali ini saja melainkan sudah berulang kali.

Advertisement

Pihaknya pun sudah menjalin komunikasi dengan berbagai pihak seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Solo, DLH Sukoharjo, DLH Provinsi Jawa Tengah, dan instansi terkait lainnya agar melakukan sosialisasi ke pabrik-pabrik yang berkontribusi atas pencemaran sungai.

"Penyumbang pencemaran terbesar adalah dari sektor pabrik tekstil, perusahaan alkohol, dan industri rumah tangga. Mereka sebetulnya sudah punya IPAL [Instalasi Pengolahan Air Limbah], hanya saja secara fungsi belum maksimal," kata dia.

Advertisement

"Penyumbang pencemaran terbesar adalah dari sektor pabrik tekstil, perusahaan alkohol, dan industri rumah tangga. Mereka sebetulnya sudah punya IPAL [Instalasi Pengolahan Air Limbah], hanya saja secara fungsi belum maksimal," kata dia.

Lebih lanjut, saat kondisi sungai tercemar, PDAM akan memberhentikan proses pengolahan air terlebih dahulu. Karena apabila dilanjutkan, sumber air baku pasti terdampak adanya limbah.

"Durasi penghentian sekitar 15 jam, kemudian setelahnya kita lab ulang untuk menentukan layak tidaknya air ini diolah dan kemudian disalurkan," lanjut dia.

Advertisement

Hanya saja, menurutnya saat kondisi sungai tercemar mengakibatkan membengkaknya ongkos produksi PDAM pengolahan air. Terutama dalam hal penggunaan obat kimia dan alat penyaringan lainnya.

"Saat sungai normal atau tidak tercemar obat kimia dan penyaringan bisa digunakan selama sepekan. Namun saat sungai tercemar hanya bisa dipakai 2 hari saja," jelas dia.

Upaya lain yang biasa dilakukan PDAM ketika sungai tercemar adalah berkoordinasi dengan Perum Jasa Tirta untuk membuka pintu air Waduk Gajah Mungkur untuk memperbesar debit air Bengawan Solo.

Advertisement

Dengan debit air yang lebih besar maka limbah-limbah tersebut bisa hanyut dan tidak masuk ke perangkap air PDAM.

Sebelumnya, Bengawan Solo sempat tercemar cukup parah akibat buangan limbah tekstil dan etanol. Hal itu membuat warna sungai menghitam, aromanya tidak sedap dan banyaknya kejadian ikan mabuk atau pladu.

Advertisement
Rohmah Ermawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif