by Kurniawan - Espos.id Solopos - Rabu, 6 April 2022 - 21:24 WIB
Esposin, SOLO -- Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menjalani hari-hari puasa Ramadan dengan semangat seperti saat tidak berpuasa. Bapak dari dua orang anak yang kini berusia 34 tahun tersebut tetap menjalani kegiatan sehari-hari sebagai orang nomor satu di Solo dengan seabrek agenda.
Seperti yang dilakukannya pada Rabu (6/4/2022). Suami dari Selvi Ananda itu mengawali kegiatan dengan penyerahan sertifikat tanah kepada warga di eks Hak Pakai (HP) Nomor 00001 Mojo, Pasar Kliwon.
Kegiatan itu dimulai pukul 08.00 WIB. Setelah itu pada pukul 09.30 WIB Gibran menyerahkan bantuan paket beras dari JWC di Balai Tawangarum Kompleks Balai Kota Solo.
Baca Juga: Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani Juga Temui Gibran di Solo, Ada Apa?
Dari acara itu, Gibran melanjutkan dengan audiensi. Kegiatan lainnya pukul 11.00 WIB di Ruang Rapat Wali Kota Solo, Gibran mengikuti pembahasan keberlanjutan kegiatan KPBU PJU di Solo. Lalu pada pukul 14.00 WIB Gibran menerima kunjungan dan silaturahmi Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani di Balai Kota.
Saat diwawancarai wartawan pada Sabtu (2/4/2022) lalu, Gibran mengaku tidak mengubah agenda kegiatan maupun kebiasaan selama puasa Ramadan 2022. “Standar lah. Kalau saya sih kegiatan seperti biasa saja, Tetap kerja seperti biasa, standar,” ujarnya.
Baca Juga: Bupati Yuni Akui Belajar dari Gibran yang Buka Warung Takjil di Rumdin
Gibran juga menyarankan agar tidak langsung mengonsumsi minuman yang dingin atau es saat berbuka puasa. Ditanya menu buka puasa favoritnya, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut mengaku tidak ada yang khusus. “Enggak ada [menu khusus], menu-menu standar saja. Semua favorit sih,” katanya.
Sedangkan untuk ibadah Salat Tarawih, Gibran enggan membocorkan lokasinya dengan alasan awak media akan mengikutinya saat beribadah sunah tersebut. Dengan diplomatis Gibran menolak memberitahukan tempatnya menunaikan Salat Tarawih.
Baca Juga: Awal Puasa, ULAS Pemkot Solo Dibanjiri Laporan Anak-Anak Main Petasan
“Mengko ndak mbok tutke kok mbak, mas,” katanya. Tapi dia sempat menyebut kebiasaan keluarga kecilnya Salat Tarawih berjemaah di rumah.
“Ket biyen ngono sih biasane [Salat Tarawih berjemaah di rumah]. Tapi ya tergantung lah,” sambungnya. Sementara untuk tadarus atau membaca Alquran, menurut Gibran, dulu rutin dilakukan saat neneknya, Sudjiatmi Notomiharjo, masih ada. “Biasane dulu di tempat eyang ada [tadarus Alquran],” ungkapnya spontan.