Langganan

Bediding! Suhu Udara di Wonogiri Lebih Dingin saat Malam, Ini Penyebabnya - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Muhammad Diky Praditia  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 19 Juli 2024 - 14:58 WIB

ESPOS.ID - Suasana alam perdesaan di Kecamatan Puhpelem, Wonogiri, Minggu (14/7/2024). Beberapa hari terakhir suhu udara di Wonogiri terasa lebih dingin saat malam dan terik saat siang lantaran tutupan awan berkurang di atmosfer. (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Esposin, WONOGIRI — Suhu dingin menyelimuti Kabupaten Wonogiri pada malam hingga pagi hari selama beberapa hari terakhir. Fenomena ini dinilai bukan sebuah anomali, melainkan kondisi normal pada musim kemarau.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Wonogiri, Sri Maryati, mengatakan berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) selama beberapa hari terakhir ini suhu di Kabupaten Wonogiri dan wilayah lain terasa lebih dingin pada malam hingga pagi hari.

Advertisement

Hal ini merupakan kondisi lumrah pada saat kemarau. Pada musim kemarau tutupan awan saat malam maupun siang hari minim. Kondisi itu menyebabkan radiasi panas yang dipancarkan matahari terasa lebih terik karena tidak ada objek di langit yang menghalangi panas matahari. Ini membuat suhu di permukaan bumi meningkat.

Kondisi sebaliknya terjadi pada malam hingga pagi hari. Panas yang pada siang hari diserap bumi, dipancarkan balik ke atmosfer tanpa halangan karena tutupan awan kurang. Hal itu memicu penurunan suhu yang cepat dan signifikan di permukaan bumi. Maka tidak mengherankan jika suhu udara terasa lebih dingin pada malam hingga.

”Hal ini biasa terjadi pada saat kemarau seperti sekarang ini,” kata Sri saat dihubungi Esposin, Jumat (19/7/2024). Dia menyampaikan kondisi tersebut akan berlangsung selama musim kemarau.

Bikin Tidak Enak Badan

Di Kabupaten Wonogiri dan daerah lain di Jawa Tengah, puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada Agustus-September 2024. BPBD Wonogiri mengimbau masyarakat agar bisa beradaptasi dengan perubahan cuaca maupun suhu udara, misalnya mengenakan pakaian yang bisa menghalau dingin saat malam hari.
Advertisement

Salah satu warga Wonogiri, Bagus Rahmatullah, mengatakan suhu dingin pada malam hari disertai angin dan panas terik saat siang hari, membuat badannya terasa lemas. Suhu badannya juga menjadi lebih panas dibandingkan biasanya.

Ia menduga hal ini karena perbedaan suhu yang signifikan pada malam dan siang hari. “Neng awak rasane ora kepenak, greges,” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri, Setyarini, menerangkan suhu perubahan suhu secara signifikan pada malam dan siang hari bisa memicu gangguan kesehatan. Paling umum gangguan kesehatan saat kondisi seperti itu adalah infeksi saluran pernapasan akut seperti batuk, pilek, demam, sakit tenggorokan, hingga nyeri dada.

Advertisement

Penyebab infeksi itu virus dan bakteri. Penyakit-penyakit itu bisa dicegah dengan perilaku hidup sehat dan bersih. Misalnya rutin berolahraga dan tidur cukup, sehingga daya tahan tubuh lebih kuat dari serangan virus dan bakteri. Makan makanan bergizi dan menjaga kebersihan juga harus dilakukan.

”Kalau hal-hal itu bisa dilakukan, tidak perlu minum vitamin atau suplemen. Itu sudah cukup untuk menjaga kesehatan badan, apalagi dalam cuaca seperti ini,” kata Setyarini.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif