Langganan

Beda Sungai Pusur Klaten di Zaman Dulu dan Sekarang - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Wildan Farih Kurniawan  - Espos.id Solopos  -  Senin, 18 Juli 2022 - 18:00 WIB

ESPOS.ID - Ketua Pusur Institute dan Pengelola Objek Wisata Wareng Tubing Kali Pusur,Syaifu Aminudin, menunjukan aliran Sungai Pusur di Desa Wangen, Polanharjo, Klaten, Senin (18/7/2022). (Solopos.com/Wildan Farih Kurniawan)

Esposin, KLATEN -- Kondisi Sungai Pusur di Klaten saat ini dinilai jauh berbeda dibandingkan sebelum tahun 2016. Kondisi Sungai Pusur yang saat sekarang telah terawat tak terlepas dari peran Pusur Institute.

Ketua Pusur Institute, Syaifu Nurul Aminudin, mengatakan Pusur Institute merupakan komunitas yang menjadikan Sungai Pusur menjadi media pemberdayaan konservasi lingkungan. Komunitas Peduli Sungai (KSP) Pusur Institute Klaten yang ditargetkan mendapatkan juara I Lomba KSP Tingkat Nasional tetap fokus pada konservasi lingkungan air di Sungai Pusur Klaten.

Advertisement

“Hulu Sungai Pusur ini berasal dari daerah Musuk Kabupaten Boyolali dan Sumber Cokro Klaten yang merupakan sumber kedua bagi suplai aliran Sungai Pusur,” kata Syaifu Nurul Aminudin, kepada Esposin, Senin (18/7/2022).

Sungai pusur terbagi menjadi tiga bagian. Masing-masing, hulu (Musuk Kabupaten Boyolali), tengah (Kecamatan Polanharjo), hilir mengalir langsung ke Sungai Bengawan Solo.

“Sebelum adanya kegiatan Komunitas Peduli Sungai (KSP) Sungai Pusur tidak terawat,” kata Syaifu Nurul Aminudin.

Advertisement

Baca Juga: Menjaga Air, Merawat Masa Depan

Adanya tanaman liar dan banyaknya hewan melata menjadi gambaran Sungai Pusur yang tak terawat hingga 2016. Waktu itu, belum ada pemanfaatan koservasi lingkungan yang dilakukan oleh Komitas Peduli Sungai Pusur.

“Reboisasi menjaga kelestarian alam beserta ekosistem di lingkungan Sungai Pusur biasa dilakukan di daerah hulu sungai, tengah sungai dan hilir sungai,” kata Syaifu Nurul Aminudin.

Advertisement

Penanaman pohon berulang kali tidak hanya melibatkan warga di Kecamatan Polanharjo. Masyarakat dari mulai hulu sungai sampai hilir sungai yang bermuara di Bengawan Solo turut andil dalam pelestarian lingkungan yang digalakkan oleh Pusur Institute.

“Daerah hulu Sungai Pusur rawan kekeringan sehingga menganggu debit Sungai Pusur,” katanya.

Baca Juga: Jawa Hadapi Ancaman Krisis Air Bersih, Hydrosolidarity Jadi Solusi?

Pemanfaatan Sungai Pusur telah menambah nilai ekonomi bagi warga setempat. Sehingga dapat memberi manfaat, baik penghasilan maupun pola pikir yang ramah terhadap lingkungan alam sekitar.

“Upaya masyarakat menjadikan Sungai Pusur juga menjadi penggerak perekonomian warga Klaten khususnya di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten," kata Syaifu Nurul Aminudin.

Advertisement
Ponco Suseno - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif