by Taufiq Sidik Prakoso - Espos.id Solopos - Minggu, 29 Maret 2020 - 07:00 WIB
Esposin, KLATEN – Ada sederet peraturan yang dibuat guna menyukseskan lockdown di Kampung Karangwuni Kulon, Desa Dlimas, Kecamatan Ceper, Klaten, Jawa Tengah. Warga sengaja menutup empat akses masuk kampung demi mencegah persebaran virus corona.
Gang-gang masuk kampung ditutup menggunakan bambu. Warga hanya membuka satu gang sebagai satu-satunya akses masuk ke perkampungan. Setiap tamu ataupun warga harus melapor ke posko yang dijaga warga secara bergantian.
Lompat dari Jembatan di Wonosari Klaten, 1 Anak Hanyut di Bengawan Solo
Siapapun yang akan masuk ke kampung wajib berhenti di posko dan mencuci tangan menggunakan sabun. Hal itu termasuk bagi warga desa setempat. Barang bawaan warga atau tamu disemprot disinfektan agar bebas kuman.
Siapapun yang akan masuk ke kampung wajib berhenti di posko dan mencuci tangan menggunakan sabun. Hal itu termasuk bagi warga desa setempat. Barang bawaan warga atau tamu disemprot disinfektan agar bebas kuman.
Berdasarkan kesepakatan, ada satu sukarelawan yang berjaga di posko. Saban tamu yang datang diminta melapor terlebih dahulu ke sukarelawan yang ada di posko.
Hal ini dilakukan lantaran banyak warga di wilayah Karangwuni Kulon yang merantau ke Jakarta atau Jawa Barat.
Lockdown Kampung Ala Wong Sragen, Bagaimana Aturannya?
Setiap perantau yang datang ke Kampung Karangwuni Kulon bakal ditanyai petugas di posko. Jika berasal dari daerah yang masuk kategori zona merah Covid-19, itu diminta mendatangi faslitas kesehatan untuk memastikan kondisi mereka sebelum pulang.
Selain itu, para perantau diminta melakukan upaya karantina mandiri selama 14 hari sesuai imbauan dari pemerintah ketika sampai di rumah.
Warga bersama-sama mengawasi setiap perantau yang masih dalam masa karantina mandiri. Saat ini, sudah ada sekitar dua perantau dari Jakarta yang melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing.
Kondektur Bus Pingsan di Trotoar Simo Boyolali Dikira Kena Corona, Warga Tak Berani Menolong
Tetapi mereka harus mengikuti aturan yang sudah diterapkan, yakni wajib mencuci tangan menggunakan sabun di posko. Gerobak hingga kendaraan yang dipakai pedagang keliling juga hharus disterilkan.
“Kami minta pengertian kepada bank plecit untuk sementara tidak melakukan penagihan dulu. Warga kami banyak yang kerja sebagai kru bus, penjual tiket, atau pedagang keliling. Kondisi seperti saat ini mereka tidak bisa mendapatkan penghasilan. Kami mohon warga jangan disiksa batinnya. Ini juga hanya untuk sementara saja,” jelas dia.
Ini Resep Bubur Ketan Hitam Pengusir Wabah Corona Ala Mahamenteri Keraton Solo
Lebih lanjut, Sumpono menuturkan pembatasan akses masuk ke kampung itu dilakukan hingga pemerintah mengumumkan tak ada lagi persebaran Covid-19.“Kami sendiri juga tidak tahu sampai kapan. Semoga kondisinya segera pulih,” jelas dia.
Bhabinkamtibmas Desa Dlimas, Aiptu Agus Susanto, mengatakan di wilayah Dlimas, Klaten, baru warga di Dukuh Karangwuni Kulon yang melakukan lockdown kampung.
Ratusan Pemudik di Jatiyoso Masuk ODP Corona Karanganyar
Dia menjelaskan upaya warga itu sebagai salah satu cara untuk mencegah ada warga yang terjangkit Covid-19. Upaya pencegahan lainnya sudah dilakukan dengan penyemprotan disinfektan.Salah satu warga RT 004/RW 001, Andang Pradita, 27, mengaku tidak keberatan dengan lockdown kampung tersebut.
“Menurut saya ini justru bagus karena sebagai upaya memutus mata rantai persebaran Covid-19,” kata Andang.