Langganan

Asale RSUD Sragen dan Sosok dr Soehadi Prijonegoro - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Muh Khodiq Duhri  - Espos.id Solopos  -  Minggu, 22 November 2020 - 09:00 WIB

ESPOS.ID - RSUD dr dr Soehadi Prijonegoro Sragen. (Solopos.com/Moh Khodiq Duhri)

Esposin, SRAGEN – RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen merupakan rumah sakit terbesar di Bumi Sukowati. Lokasinya berada di tepi Jl. Raya Sukowati, tepatnya di Kelurahan Nglorog Sragen.

Peletakan batu pertama pembangunan rumah sakit itu digelar pada Januari 1955. Namun, nama dr. Soehadi Prijonegoro Sragen baru disematkan pada 2012.

Advertisement

Pada 17 Agustus 2012, Bupati Sragen Agus Fatchur Rahman mengubah nama RSUD Kabupaten Sragen menjadi RSUD dr. Soehadi Prijonagoro. Peresmian nama baru tersebut ditandai dengan penandatangan prasasti saat seremonial peletakan batu pertama pembangunan gedung baru RSUD.

“Keputusan perubahan nama tersebut dituangkan dalam Peraturan Bupati Sragen Nomor 38 Tahun 2012,” jelas Kasi Sejarah dan Tradisi, Bidang Pembinaan Kebudayaan, Disdikbud Sragen, Johny Adhi Aryawan, kepada Esposin, Sabtu (21/11/2020).

Geger! Warga Batang Temukan Uang Rp23 Juta Tercecer di Saluran Irigasi

Lalu, siapakah dr. Soehadi Prijonegoro hingga namanya diabadikan sebagai nama rumah sakit. Berdasar hasil penelusuran Johny dari berbagai sumber, beginilah kisah pengabdian dr. Soehadi Prijonegoro di bidang kesehatan di Bumi Sukowati.

Advertisement

RSUD Sragen dirintis oleh Bupati KRMT Panji Soemonagoro yang memerintah pada tahun 1903-1933. Di akhir masa jabatannya, KRMT Panji Soemonagoro menghendaki peningkatan pelayanan kesehatan umum di wilayah Sragen.

Rumah Sakit

Bupati pun memohon bantuan tenaga medis berupa seorang dokter kepada Paku Buwono X. Raja Keraton Kasunanan Surakarta itu kemudian mengutus Soehadi Prijonagoro pada 1933.

Advertisement

Soehadi Prijonegoro lahir di Solo pada 29 September 1906. Ia adalah putra dari Prijo Pramuka, seorang lurah di Keraton. Seusai menyelesaikan pendidikan dokter di Netherland Indische Artsen School (NIAS) yang sekarang menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Soehadi mengabdi untuk Keraton Kasunanan Surakarta.

Spanduk Habib Rizieq di Solo Dicopot Petugas

Ia bertugas memberi layanan kesehatan khusus kepada raja beserta keluarga. Soehadi pun menerima anugerah nama kebangsawanan yakni Raden Tumenggung Gito Husodo.

“Pada saat itu, dr. Soehadi bertugas di sebuah rumah sakit kecil yang menjadi rintisan berdirinya RSUD Sragen. Lokasi rumah sakit itu kini sudah dialihfungsikan sebagai kompleks asrama Kodim 0725 Sragen atau di seberang Pasar Kota Sragen,” terang Johny.

Seiring perjalanan waktu, Soehadi Prijonagoro merasa perlu meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Atas dukungan berbagai pihak, dr. Soehadi dipercaya memimpin pengembangan rumah sakit umum yang lebih besar dan lengkap.

Cerita Warga Mimpi Ketemu Mbah Petruk dan Wangsit Soal Erupsi Merapi

Rumah sakit itu dibangun di lahan yang cukup luas di tepi Jl. Raya Sukowati Sragen, tepatnya di Kelurahan Nglorog yang kini dikenal sebagai RSUD.

Soehadi pensiun pada 1966 dan menikmati masa tua di Kota Sragen bersama Istrinya, Sunarti, dan empat anak. Soehadi meninggal dunia pada 1 September 1991 dan dimakamkan di dalam kompleks beteng eks Keraton Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Peran dan sumbangsih dr. Soehadi Prijonegoro di bidang kesehatan cukup besar. Atas dasar itu, nama ia kemudian diabadikan sebagai nama rumah sakit tersebut.

Advertisement
Chelin Indra Sushmita - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif