by Sri Sumi Handayani Nugroho Meidinata - Espos.id Solopos - Jumat, 28 Januari 2022 - 11:40 WIB
Esposin, KARANGANYAR — Bagaimana cerita asal usul atau sejarah Desa Palur yang secara administratif berada di Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah?
Palur merupakan salah satu wilayah strategis yang berada di Soloraya karena berada di timur Kota Solo. Lokasinya kerap dilalui oleh pengendara yang hendak menuju Sragen, Karanganyar, maupun Solo.
Nama Palur juga digunakan sebagai salah satu pusat perbelanjaan di Ngringo, Jaten, Karanganyar, yakni Palur Plaza. Selain itu, di wilayah ini terdapat flyover yang menjadi ikon timur Kota Solo.
Baca Juga: Dibanding Era Soeharto, Netizen Lebih Setuju Harga Murahan Sekarang
Baca Juga: Dibanding Era Soeharto, Netizen Lebih Setuju Harga Murahan Sekarang
Saking terkenalnya daerah ini, banyak yang belum tahu asal usul atau sejarah dari Palur. Kira-kira bagaimana ceritanya?
Menurut informasi yang diperoleh Esposin dari unggahan pengelola akun Instagram @misterisolo, Palur sendiri diyakini berasal dari bahasa Eropa, yakni parleur. Artinya, tempat penjagaan di pertigaan jalan.
Hal ini juga dibenarkan oleh Gito, yang kala itu menjabat Ketua RT 004/0003 Palur saat berbincang dengan Esposin pada 2015 silam.
Asal usul dan sejarah nama Palur berasal dari gazebo yang berada di pertigaan jalan. "Cerita turun temurun. Dahulu di pertigaan jalan ada semacam gazebo. Orang asing menyebut itu parleur. Itu pertigaan yang dulu ada Tugu Intanpari. Pernah dipakai untuk pos penjagaan, orang jual bensin, dan lain-lain," terang dia.
Baca Juga: Joget Mendung Tanpo Udan, Instagram NCT Dream Diserbu Netizen Indonesia
Namun, lidah orang Indonesia mengucapkan kata tersebut menjadi Palur hingga sekarang.
Cikal bakal Palur juga tak bisa dilepaskan oleh sosok Mbah Mbenggol, anak kepala dusun zaman dahulu. Mbah Mbenggol kala itu mendapatkan kepercayaan mengelola pasar besar di wilayah bernama Ngentak.
Baca Juga: Legend Lur! Rental Komik Doraemon Solo yang Kini Hanya Kenangan
Lokasi pasar tersebut kini menjadi deretan rumah toko di tepi Jalan Raya Palur. Mbah Mbenggol mendirikan rumah di sebelah utara pasar. Sejumlah pedagang mengikuti jejak Mbah Mbenggol. Kemudian, dia membagi tanah dengan membaut petak-petak. Dari sini asal usul dan sejarah Palur dimulai.
"Nah, rumahnya makin lama makin banyak. Wilayah yang dulu dipakai bangun rumah itu sekarang menjadi RT 005/003 ini. Ada dua keturunan Mbah Mbenggol yanng tinggal di RT 005. Dari generasi kedua dan ketiga," urai Gito.
Baca Juga: Bandar Pelabuhan Kuno di Solo yang Dulunya Disinggahi Kapal Besar
Wilayah yang ditinggali Mbah Mbenggol dan pedangang pasar itu dikenal dengan Palur. "Jadi bisa dikatakan Mbah Mbenggol ini pendiri Dukuh Palur," jelas dia.