by Chrisna Chaniscara - Espos.id Solopos - Rabu, 3 November 2021 - 15:43 WIB
ESPOS.ID - Penataan kawasan lahan eks HP 16 Kenteng, Semanggi, yang sekarang jadi lahan HP 001 Kelurahan Mojo, Pasar Kliwon, Solo. Foto diambil Minggu (31/10/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)
Esposin, SOLO — Rohmad, 70, merupakan salah satu warga yang akan menikmati masa tua di rumah yang lebih layak huni di eks hak pakai (HP) 16 Kenteng, Semanggi, Solo.
Rohmad tertatih-tatih menyusuri jalan di eks HP 16 Kenteng, Semanggi, Solo, Minggu (30/10/2021) siang. Sejak April 2021, kawasan yang dulunya kumuh itu disasar program pembangunan hunian dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
Deretan rumah setengah jadi serta jalan yang berdebu mengiringi langkah Rohmad bersama sang istri, Jatiningsih, 67. “Ini mau nyari rumah saya yang mana. Kemarin sudah kopyokan [undian] nomor rumah,” ujar Rohmad saat ditemui Esposin di lokasi.
Sambil dituntun sang istri, Rohmad menjelajahi lahan yang nantinya bakal berdiri 253 hunian. Langkahnya berhenti pada sederet rumah yang berdampingan dengan tempat permakaman umum (TPU) di kawasan setempat.
Sambil dituntun sang istri, Rohmad menjelajahi lahan yang nantinya bakal berdiri 253 hunian. Langkahnya berhenti pada sederet rumah yang berdampingan dengan tempat permakaman umum (TPU) di kawasan setempat.
Baca Juga: Data dan Fakta Proyek Penataan Kawasan Eks HP 16 Semanggi Solo
Rohmad kemudian mengecek sebuah rumah yang dibangun dengan konsep Rumah Unggul Sistem Panel Instan (Ruspin) itu. Rumah itu berluas sekitar 36 meter persegi dengan fasilitas ruang tamu, satu kamar, kamar mandi serta dapur.
Rohmad bersama ratusan keluarga lain memang seperti mendapat durian runtuh. Sebelum kawasan yang kini dinamai HP 001 Kelurahan Mojo itu disasar program pemerintah, mereka tinggal di hunian yang jauh dari layak.
Baca Juga: Hampir Selesai, Warga Eks HP 16 Semanggi Solo Segera Tempati Rumah Baru
Sejak 1980-an warga marginal menduduki kawasan dengan membangun rumah tanpa legalitas. Hunian liar mulai tumbuh subur ketika lahan itu tak lagi ditanami padi maupun tebu.
Rohmad sendiri mulai tinggal di lahan eks HP 16 setelah reformasi, awal 2000-an. “Dulu tempat ini kumuh sekali, tidak tertata. Saya berterima kasih rumah saya yang dulu diijoli [ditukar] rumah seperti ini,” ujar lelaki yang sehari-hari menjadi juru parkir di Pasar Kliwon itu.
Selama pembangunan, Rohmad bersama keluarga mengontrak di sekitar tanggul Kali Jenes. Uang sewa dia rogoh dari kompensasi Rp5 juta yang diberikan pemerintah usai penggusuran pada awal tahun.
Penataan Lahan Eks HP 16 Solo: 15 Rumah Selesai Dibangun, 200-An Unit Lainnya Baru Fondasi
Dia berharap kehidupannya bakal lebih baik setelah pindah di hunian baru. Apalagi Rohmad bersama istri telah menginjak usia senja.
Rencananya, ratusan warga terdampak pembangunan tahap I bakal boyongan pada bulan Desember. “Semoga lancar sampai nanti pindahan,” harap Rohmad.
Warga lain, Sarjoko, mengatakan sebagian hunian warga di eks HP 16 dulu hanya berupa bilik dan gedek. Menurut dia, program penataan di eks HP 16 tak hanya meningkatkan kesejahteraan warga, melainkan turut menghapus stigma kawasan yang dulunya lekat dengan daerah hitam.
Baca Juga: Cegah Kawasan Menjadi Kumuh, Pemkot Solo Bentuk Tim Khusus
Aksi kriminalitas hingga prostitusi dahulu menjadi pemandangan yang jamak di kawasan itu. “Bisa dibilang warga sekarang tinggal senyam-senyum saja, ibaratnya seperti nemu emas sak gentong,” ujar Sarjoko yang juga Ketua Pokja Penataan Eks HP 16.
Meski demikian, ada tanggungjawab besar yang diemban warga setelah mendapatkan hunian. Sarjoko mengatakan warga perlu menjaga rumah bersama fasilitas umum sebagai wujud rasa syukur. “Harus gotong-royong dan handarbeni,” tutur Sarjoko.