by Muh Khodiq Duhri - Espos.id Solopos - Kamis, 9 Januari 2020 - 20:00 WIB
Esposin, SRAGEN - Kepala SMAN 1 Gemolong, Sragen, Suparno, menegaskan kasus intimidasi oleh oknum pengurus Kerohanian Islam (Rohis) terhadap salah seorang murid tak berhijab sudah berakhir dengan damai.
Bahkan orang tua korban intimidasi malah menyumbang untuk pembangunan masjid.
Mediasi antara kedua belah pihak telah dilaksanakan pada Senin (6/1/2020). Suparno menyatakan orang tua siswa tidak membawa kasus itu ke jalur hukum.
“Bahkan, pihak orang tua siswi yang bersangkutan malah berkomitmen menyumbang dana Rp10 juta untuk pembangunan masjid di lingkungan sekolah,” ujarnya, Kamis (9/1/2020).
“Bahkan, pihak orang tua siswi yang bersangkutan malah berkomitmen menyumbang dana Rp10 juta untuk pembangunan masjid di lingkungan sekolah,” ujarnya, Kamis (9/1/2020).
3 Pemain Lama Persis Solo Gabung Lagi
Pihak sekolah pun telah melakukan evaluasi. Akhirnya, SMAN 1 Gemolong, Sragen, memperketat kegiatan rohis agar bisa diawasi oleh pihak sekolah.
Kepala Cabang Disdikbud Wilayah Jateng VI, Eris Yunianto, mengatakan setiap kegiatan kesiswaan sudah memiliki standar operasional prosedur.
Doa Agar Anak Tak Diganggu Makhluk Halus
Munculnya kasus intoleransi di tingkat sekolah, kata dia, menandakan bahwa ada sesuatu yang salah sehingga perlu dibenahi. Untuk mengantisipasi kasus intoleransi tidak terulang di tingkat sekolah, Eris meminta SOP dari kegiatan kesiswaan diperkuat.
Lowongan Kerja Terbaru, Klik di Sini!
“SOP harus diperkuat. Itu untuk pembenahan semua kegiatan kesiswaan. Setiap kegiatan siswa itu harus ada pendampingan. Rasio antara jumlah guru pendamping dan siswa harus diatur. Perlu ada standardisasi dalam tata kelola kegiatan kesiswaan. Penguatan SOP itu penting untuk meminimalkan peluang terjadinya kasus intoleransi di sekolah,” tegas Eris.
TNI Kerahkan Kapal Perang ke Natuna, China Minta Indonesia Tenang
Pada dasarnya, Eris menilai semua kegiatan kesiswaan itu memiliki orientasi yang baik. Menurutnya, toleransi harus diutamakan sebagai bagian dari upaya menjaga persatuan dan keutuhan NKRI.
Pria Sragen Tusuk Perut Sendiri Usai Cekcok dengan Istri
“Tidak ada yang jelek dalam kegiatan kesiswaan. Anak-anak ini sedang mencari jati diri. Apapun yang keluar dari koridor normatif ya akan kita benahi,” ucapnya.