by Gigih Windar Pratama - Espos.id Solopos - Jumat, 2 September 2022 - 15:54 WIB
Esposin, SOLO -- Sejumlah aktivis 98 Soloraya bertemu dalam acara Gerakan Elemen '98 Antioligarki di Cafe Surakartea, Baluwarti, Pasar Kliwon, Solo, Kamis (1/9/2022) malam. Berbagai hal dibahas dalam pertemuan itu, mulai dari wacana kenaikan harga BBM, presiden tiga periode, hingga kasus Ferdy Sambo.
Terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), sebelumnya salah satu aktivis 1998 yang hadir dalam pertemuan itu, Ahmad Farid Umar Assegaf, mengatakan meski tidak jadi naik per 1 September, wacana itu tetap harus dikawal. Menurutnya, masih ada kemungkinan harga BBM akan naik di kemudian hari.Jika itu terjadi, ia melanjutkan warga khususnya rakyat kecil akan semakin terjepit di tengah-tengah harga sejumlahc bahan kebutuhan pokok yang juga naik seperti telur dan lainnya.
“Saat ini memang tidak ada kenaikan harga BBM, tapi tidak menutup kemungkinan ke depan ada kenaikan. Jangan sampai ini terjadi, karena akan sangat merugikan masyarakat kecil dan membuat ekonomi rakyat kecil semakin sulit,” ungkapnya saat ditemui Esposin di sela-sela acara.
Para aktivis 98 itu berdiskusi bersama para anggota badan eksekutif mahasiswa (BEM) dari beberapa universitas di Solo yang hadir dalam acara tersebut. Mereka menilai saat ini terdapat beberapa kebijakan yang membuat rakyat kecil semakin kesulitan.
Baca Juga: Aktivis 1998 Solo: Rakyat bakal Kian Terjepit jika Harga BBM NaikSeperti rencana kenaikan harga BBM dan Omnibus Law yang dianggap merugikan kaum buruh. Pada intinya mereka menekankan agar pemerintah lebih memperhatikan ekonomi rakyat dalam setiap pembangunan yang dilakukan.
Salah satu contohnya adalah bagaimana pengelolaan sumber daya alam (SDA) di Indonesia yang masih menguntungkan beberapa pihak, tetapi mengabaikan dampaknya untuk rakyat kecil, termasuk dengan adanya wacana kenaikan harga BBM yang mencekik rakyat.
Lebih lanjut, mereka juga mempertanyakan urgensi Presiden tiga periode yang sedang menjadi isu panas. Menurut para aktivis 98 Solo dan sekitarnya itu, wacana presiden tiga periode memunculkan oligarki yang akan menguntungkan segelintir pihak dan membuat rakyat semakin terombang-ambing nasibnya.
Baca Juga: Aktivis Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Jateng Berdatangan ke Solo, Ada Apa?Keprihatinan lain terkait kinerja kepolisian di antaranya dalam penanganan kasus Irjen Pol Ferdy Sambo yang kini disangka menjadi otak pembunuhan berencana. Kasus ini membuat masyarakat Indonesia semakin kehilangan kepercayaan terhadap institusi kepolisian.
Setelah kasus Ferdy Sambo para aktivis 98 Soloraya menilai perlu kerja keras untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada institusi kepolisian.