by Rudi Hartono Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Sabtu, 18 Oktober 2014 - 01:30 WIB
Saat dihubungi Esposin, Kamis (16/10/2014), Kapolsek Nur Affandi menyampaikan peristiwa yang terjadi di OMAC merupakan satu-satunya rapor merah bagi SH selama bertugas di Polsek Pasar Kliwon. Dia menginformasikan, sejak bertugas 14 tahun silam, SH tidak pernah memiliki catatan buruk.
Atasan SH itu menilai SH adalah anggota yang rajin berdinas dan selalu menjalankan tugas penuh tanggung jawab. Menurut catatan Nur, SH selalu dinilai kapolsek terdahulu dengan predikat yang baik. Predikat yang sama Nur laporkan dalam penilaian rutin. Nur tak menyangka SH berbuat di luar kontrol seperti itu. Dia menganggap peristiwa penembakan di OMAC terjadi saat SH apes.
“Saya sebagai Kapolsek mendapat tugas rutin tiga bulan sekali dari pimpinan [Kapolresta], yakni menilai para anggota. Selama saya bertugas sejak beberapa tahun lalu, SH selalu saya nilai baik. Tidak ada catatan buruk dari dia. Kepribadiannya juga baik, sesama rekan juga supel,” ulas Nur mewakili Kapolresta Solo, Kombes Pol. Iriansyah.
Dia melanjutkan, apabila sudah tiba waktunya ada penilaian Nur akan melaporkan tentang SH kepada Kapolresta apa adanya. Sementara itu, Esposin yang berusaha menemui di Mapolsek Pasar Kliwon, Jumat (17/10/2014), SH tidak berada di tempat. Petugas setempat menginformasikan belum melihat SH seharian. Menurut petugas berpangkat aiptu tersebut dinas SH saat ini ditentukan Seksi Propam Polresta Solo.
Sebelumnya, Kasipropam Polresta Solo, AKP Riyadi, menyampaikan penilaian Kapolsek dan otoritas lain di Polsek Pasar Kliwon menjadi pertimbangan dalam menentukan sikap terhadap SH. Saat ada tes sebagai syarat sebelum memegang senjata, kata dia, penilaian atasan juga sangat menentukan.
“Catatan-catatan khusus tentang seorang anggota memang menjadi parameter untuk menentukan kebijakan terhadap yang bersangkutan itu. Contohnya atasan menilai anggota X memiliki emosi yang labil, berperilaku buruk terhadap atasan, dan catatan lainnya, kami tidak akan merekomendasikan anggota itu untuk memegang senjata. Hal semacam itu kami lakukan meski pun anggota lulus tes psikologi dan tes lainnya. Terkait SH akan diputuskan melalui sidang,” terang Riyadi.